Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dialog SBY dan Tokoh Agama Diapresiasi

Kompas.com - 17/01/2011, 15:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Majelis Ulama Indonesia mengapresiasi rencana pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan para tokoh lintas agama yang dijadwalkan hari ini.

Ketua MUI Bidang Kerukunan Antarumat Beragama Slamet Effendi Yusuf mengungkapkan, seharusnya pertemuan kedua pihak tersebut rutin dilakukan, bukan hanya sebagai reaksi pemerintah terhadap 18 kebohongan pemerintah yang disampaikan tokoh lintas agama.

"Itu harus seringlah. Paling tidak setahun sekali, supaya nyambung pikiran-pikiran Presiden yang bersumber dari menteri-menterinya dengan tokoh agama yang bersumber dari pengikutnya," kata Slamet di kantor MUI, Jakarta, Senin (17/1/2011).

Dengan bertemunya kedua pihak tersebut, menurut Slamet, Presiden dapat menjelaskan secara langsung hal-hal yang dipersoalkan para tokoh agama dalam rumusan 18 kebohongan tersebut. Dan sebaliknya, para tokoh agama dapat menjelaskan secara langsung yang menjadi alasan mereka menyatakan 18 kebohongan pemerintah itu. "Datanya, kalau perlu, ditunjukkan. Kalau perlu, masing-masing bawa datanya," ujarnya.

Terkait dengan 18 kebohongan pemerintah yang dinyatakan para tokoh agama tersebut, Slamet menilai pernyataan itu merupakan bentuk bantuan dari tokoh agama kepada pemerintah. Pernyataan tersebut merupakan ajakan tokoh agama agar pemerintah menginstrospeksi diri dan mulai mawas diri. "Apalagi ini baru awal tahun," lanjutnya.

Ia juga mengatakan, pernyataan para tokoh agama tersebut tidak hanya ditujukan kepada presiden, tetapi juga sebagai teguran terhadap kinerja para menteri. "Ini sebagai ajakan agar Presiden lebih mendorong menterinya untuk bekerja sungguh-sungguh. Sebagai cambuk, jangan hanya membuat laporan-laporan saja," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

    Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

    Nasional
    Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

    Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

    Nasional
    Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

    Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

    Nasional
    Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

    Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

    Nasional
    Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

    Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

    Nasional
    Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

    Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

    Nasional
    Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

    Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

    Nasional
    Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

    Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

    Nasional
    ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

    ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

    Nasional
    Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

    Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

    Nasional
    Reformasi yang Semakin Setengah Hati

    Reformasi yang Semakin Setengah Hati

    Nasional
    Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

    Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

    Nasional
    Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Nasional
    Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

    Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

    Nasional
    ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

    ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com