Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Kantongi Dokumen 149 Perusahaan

Kompas.com - 14/01/2011, 19:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Polri telah mendapat dokumen-dokumen terkait penanganan keberatan pajak yang dilakukan Gayus Halomoan Tambunan saat masih berkerja di Direktorat Jenderal Pajak. Dokumen itu diperoleh dari Kementerian Keuangan.

"Sudah diterima," kata Kepala Bareskrim Polri Komjen Ito Sumardi, di Mabes Polri, Jumat (14/1/2010) malam. Data yang diterima soal masalah pajak 149 perusahaan? "Iya, saya kira," jawab Ito.

Ito menjelaskan, pihaknya meminta dokumen itu atas petunjuk jaksa peneliti yang menangani perkara mafia pajak Gayus. Saat ini, kata Ito, pemberkasan kasus asal muasal harta Gayus senilai Rp 100 miliar itu sudah mendekati tahap akhir (P21). "(Data perusahaan) itu harus kami lengkapi untuk membantu Kejaksaan," ucap dia.

Dikatakan Ito, hingga saat ini pihaknya belum menemukan bukti adanya suap dari beberapa perusahaan seperti yang diungkap Gayus terkait kasus pajak. Seperti diketahui, di pengadilan, Gayus beberapa kali menyebut menerima uang dari tiga perusahaan Bakrie Group dengan total 3,5 juta dollar AS.

"Itu pengakuan Gayus. Tentunya kita ingin melihat perusahaan-perusahaan itu dari profilnya. Kita belum bisa temukan sampai saat ini bahwa perusahaan-perusahaan itu memang betul beri sesuatu ke Gayus. Kita perlu bukti-bukti terkait yang bisa jadi fakta hukum untuk dibawa ke pengadilan," kata Ito.

Seperti diberitakan, awalnya Polri hanya mengetahui Gayus memiliki uang Rp 28 miliar yang tersimpan di rekening. Setelah diselidiki, Polri menemukan harta Rp 74 miliar yang tersimpan di safety box. Gayus mengaku menyimpan uang Rp 7 miliar di rumah. Seluruh harta itu diduga hasil tindak pidana saat bekerja di Direktorat Banding dan Keberatan Ditjen Pajak.

Berbagai pihak mengkritik langkah Polri yang hanya mengenakan Gayus dengan pasal gratifikasi terkait harta itu. Seharusnya, Polri mengenakan pasal suap agar dapat menjerat pemberi uang. Selain kasus gratifikasi itu, Polri masih mengusut kasus penyuapan ke petugas Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, serta kasus pemalsuan paspor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

    Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

    Nasional
    Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

    Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

    Nasional
    Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

    Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

    Nasional
    Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

    Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

    Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

    Nasional
    Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

    Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    [POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Nasional
    Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

    Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

    Nasional
    Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

    Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

    Nasional
    Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

    Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

    Nasional
    Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

    Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

    Nasional
    Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

    Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

    Nasional
    Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

    Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

    Nasional
    Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

    Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com