Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surat RUUK DIY Bernomor Istimewa '99'

Kompas.com - 16/12/2010, 10:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Surat presiden mengenai draf RUU Keistimewaan DIY versi pemerintah akan dibacakan dalam Sidang Paripurna, Kamis (16/12/2010). Surat ini adalah surat yang ditunggu-tunggu setelah kontroversi yang berkepanjangan mengenai beberapa substansi dalam RUU tersebut.

Wakil Ketua DPR Pramono Anung mengatakan, surat itu memiliki nomor yang istimewa. Berapa nomor surat tersebut? "Kami sudah menerima tiga surat dari Presiden. Salah satunya bernomor keramat, istimewa, R99, yaitu mengenai Keistimewaan DIY," kata Pramono sambil tertawa kecil di Gedung DPR, Jakarta, sesaat sebelum memimpin Sidang Paripurna.

Seperti diketahui, angka "9" sering kali dianggap angka favorit Presiden SBY. "Saya juga enggak tahu kok bisa pas nomornya R99," ujar Pramono singkat.

Dengan masuknya surat ini, Pramono berharap bisa mengurangi polemik yang berkepanjangan terkait RUUK DIY. Setelah masuknya surat ini, ia mengungkapkan, domain sepenuhnya mengenai pembahasan RUU ini dimiliki oleh DPR. "Seperti apa selanjutnya, nanti akan dibahas di Komisi II oleh fraksi-fraksi," kata Pramono.

Pembahasan RUUK DIY akan menjadi prioritas pada masa sidang berikutnya. Ini karena DPR akan memasuki masa reses per 20 Desember mendatang. DPR akan kembali bersidang pada 10 Januari 2011.

Surat itu pun resmi dibacakan pada Sidang Paripurna bersama dua surat lainnya, yaitu surat R98 perihal RUU tentang Tanah untuk Pembangunan dan surat R100 perihal RUU tentang Pelayaran. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

    Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

    Nasional
    Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

    Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

    Nasional
    Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

    Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

    Nasional
    Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

    Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

    Nasional
    Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

    Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

    Nasional
    Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

    Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

    Nasional
    Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

    Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

    Nasional
    Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

    Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

    Nasional
    Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

    Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

    Nasional
    Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

    Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

    Nasional
    Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

    Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

    Nasional
    Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

    Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com