Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama-SBY Versus Globalisasi

Kompas.com - 08/11/2010, 08:52 WIB

Oleh: Christianto Wibisono

KOMPAS.com — Tulisan R William Liddle di Kompas tiga hari lalu mengungkap dengan jelas apa yang terjadi di balik layar diplomasi global kunjungan Obama ke Indonesia.

Real politik Indonesia, menurut Liddle, adalah bahwa Indonesia kurang bisa berperan dan memainkan kartu sebagai negara demokratis berpenduduk Muslim terbanyak di dunia secara optimal.

Kepemimpinan Indonesia dalam dunia Islam global, menurut Liddle, masih tetap tak bisa mengatasi atau melampaui Timur Tengah. Itu sebabnya, Obama berpidato perdana di Kairo dan mengunjungi Istanbul, Turki, lebih dulu daripada Jakarta. Keduanya dianggap lebih mewakili kepemimpinan dunia Islam ketimbang Jakarta.

Kunjungan Obama ke Jakarta menjadi antiklimaks: hanya transit antara New Delhi dan Seoul. Sebenarnya jika elite Indonesia yakin pada kristalisasi ideologi Pancasila sebagai jalan tengah yang baik antara sekularisme dan teokrasi, antara liberalisme dan etatisme, antara komunisme dan kapitalisme, maka ideologi eklektik yang memilah dan memilih yang baik secara cerdas merupakan alternatif yang menjanjikan.

Transformasi geopolitik Dunia dewasa ini sedang dilanda kemelut transformasi geopolitik kemerosotan posisi AS sebagai adikuasa pemegang hegemoni dan supremasi global. AS kehilangan rasa percaya diri terhadap ideologinya sendiri dan ngotot ingin bertahan dengan egoisme sindrom pascaberkuasa dari kekuatan yang sedang menurun. Tak rela mengakui munculnya pelaku baru yang menuntut kesetaraan dan kebersamaan dan bukan dominasi sepihak oleh kekuatan tunggal apa pun.

Kekalahan Partai Demokrat di Kongres dan melajunya Partai Republik dalam pemilu 2 November adalah bukti pergolakan politik domestik AS, sekaligus mencerminkan kemampuan introspeksi: mawas diri yang luar biasa dari sistem ideologi kapitalisme liberal Barat.

Anatole Kaletsky, Kepala Biro Washington The Financial Times, baru saja meluncurkan buku Capitalism.4.0, The Birth of a New Economy in the Aftermath of Crisis. Ia membagi kapitalisme dalam empat tahap, seperti versi Microsoft 1.0 dan seterusnya.

Capitalism 1.0 adalah laissez faire pasar bebas murni dengan tangan-tangan tak terlihat seperti diteorikan oleh Adam Smith. Ini berlangsung sampai pasar bebas itu krisis total dengan kehancuran bursa Wall Street pada Oktober 1929 yang mengakibatkan resesi dunia. Ideologi ini sejak 1917 ditantang oleh komunisme yang diberlakukan di Soviet sejak Lenin menggulingkan dinasti Romanoff dan mendirikan diktator proletariat menguasai pasar di bawah kendali Partai Komunis.

Resesi dunia melahirkan rezim fasis Nazi Jerman dan kapitalisme mawas diri dengan meluncurkan Capitalism 2.0 Keynesian dan New Dealers, hasil dua tokoh John Maynard Keynes dan Franklin Delano Roosevelt.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

    Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

    Nasional
    Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

    Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

    Nasional
    Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

    Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

    Nasional
    Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

    Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

    Nasional
    Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

    Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

    Nasional
    Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

    Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

    Nasional
    Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

    Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

    Nasional
    Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

    Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

    Nasional
    Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

    Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

    Nasional
    Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

    Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

    Nasional
    Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

    Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

    Nasional
    Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

    Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

    Nasional
    Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

    Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com