dalam balutan waktu lakiku berkahwin cemas bahwa di seberang kalender debit sungai akan menipis dan pasang laut mengasinkan mulut
saat itu sesiapa pun akan rapuh oleh takut oleh mimpi yang menubuh
tapi memang lakiku bertiang ulin tak terjangkau marah sungai sebab ia menjangkau cumbu sungai
Samarinda
la mohang daeng mangkona melaksanakan titah sultan kutai sambil menata adat bugis
“orang bugis orang kutai sama rendah sama semampai”
dan simaklah jilatan sungai terlalu bergairah mencumbu lamin mengawini tanah
dan jika saatnya nanti anak turun pua ado mendirikan masjid orang kutai menyusun empat tiangnya
“orang bugis orang kutai sama-sama menjunjung agama”
lalu siapa yang akan mulai berani menjual rumah ibadah meninggikan atap instansi sembari merendahkan sejarah?