Penggunaan senjata oleh tersangka perampok memang mengkhawatirkan. Senjata-senjata itu dapat juga digunakan untuk menyerang target-target lain yang diinginkan, seperti polisi yang menjaga bank atau petugas satpam.
Peredaran senjata api
Penggunaan senjata dalam aksi perampokan itu menunjukkan peredaran senjata di dalam negeri semakin marak. Selama ini asal-usul senjata banyak disebut-sebut berasal dari daerah konflik. Selain itu, senjata-senjata itu juga bisa berasal dari negara lain, seperti Filipina selatan. Bahkan, dari informasi, kelompok teroris juga mulai membuka hubungan komunikasi dan jalur logistik senjata ke Thailand selatan.
Terkait dengan peredaran senjata itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai mengatakan, selain dari luar, senjata-senjata juga dapat berasal dari dalam negeri, seperti senjata TNI/Polri yang kebobolan.
Perampokan bersenjata yang diduga dilakukan jaringan kelompok teroris, seperti yang disampaikan Kapolri, memang dapat mengancam keamanan negara dan Negara Kesatuan RI. Apalagi, salah satu tersangka perampok adalah tokoh teroris, seperti Abu Tholut yang memiliki keahlian khusus.
Abu Tholut diketahui sebagai eks komandan Askari Jemaah Islamiyah, alumnus pelatihan di Afganistan, mendirikan kamp di Filipina selatan, dan melaksanakan latihan militer di Aceh.
Hasil perampokan yang diperoleh kelompok teroris digunakan untuk beberapa pergerakan atau logistik ”berperang”. Dengan modal itu, para teroris pun dapat membeli senjata dan bahan peledak.
Selain itu, dengan modal yang diperoleh, kelompok teroris juga mampu terus membangun jaringan di dalam negeri dan luar negeri untuk memperkuat pergerakan atau peperangan.
Dengan hasil rampasan yang diperoleh, tidak sulit bagi para tersangka kasus terorisme melakukan mobilitas yang tinggi, termasuk membeli atau menyewa kendaraan untuk beraksi. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan, para kelompok teroris mampu melakukan pergerakan ke luar negeri.
Kini, aparat kepolisian terus memburu para tersangka yang belum tertangkap dalam kasus perampokan Bank CIMB Medan, penembakan anggota polisi Polsek Hamparan Perak, dan perampokan tiga ATM di Padang.
Yang jelas, maraknya peredaran dan penjualan senjata api serta perampokan bersenjata akhirnya jelas membuat masyarakat takut dan cemas terhadap keamanan di negara ini. Maraknya peredaran senjata juga memperlihatkan pasar dan bisnis gelap senjata semakin subur. Pemerintah harus serius mencegah peredaran dan penjualan senjata dengan langkah-langkah yang strategis.
Tanpa upaya mencegah peredaran senjata dan pemasukan senjata, pemberantasan terorisme juga kurang membuahkan hasil. (Ferry Santoso)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.