Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memangnya Anggota Dewan Sinterklas?

Kompas.com - 05/06/2010, 11:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan bukanlah sinterklas, yang datang membawa kantong hadiah dan menyebarkannya kepada orang-orang yang didatanginya. Usulan pengalokasian dana aspirasi Rp 15 miliar per anggota Dewan per tahun yang bergulir pun menuai pro dan kontra.

Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang, mengatakan, konsep ini tak seharusnya diusulkan oleh DPR. "Jangankan diimplementasikan, dipikirkan saja sudah sebuah kejahatan karena akan banyak kerusakan yang ditimbulkan. Kita akan menciptakan kesan bahwa politisi kita orang banyak duit. Mereka dipercaya karena bisa menyiram duit. Itu bahaya," kata Sebastian dalam diskusi Polemik "Kontroversi Dana Aspirasi" di Jakarta, Sabtu (5/6/2010).

Di sisi lain, menurutnya, DPR sudah memiliki wilayah kewenangan yang jelas. Argumentasi bahwa usulan tersebut bisa menjamin pemerataan pembangunan, menurut Sebastian, tak masuk akal. DPR dengan fungsi pengawasan, seharusnya, mengawasi kerja pemerintah jika dinilai tak bisa menjalankan pembangunan secara adil.

"DPR punya tugas pengawasan. Kalau pembangunan tidak adil, di mana pengawasannya? Di DPR itu pengawasan anggaran sampai ke Satuan III untuk menjamin pemerataan. Argumen usulan ini tidak kuat. Dosa bagi DPR yang punya pikiran seperti ini," katanya.

Permintaan DPR ini akan menimbulkan preseden bagi DPRD Kabupaten/Kota. "Dan APBN kita nanti habis untuk anggota Dewan," ujar Sebastian.

Usulan ini juga dianggap membangun desain pola relasi yang sangat pragmatis antara wakil rakyat dan konstituennya. Penggunaan anggaran yang ditujukan untuk perbaikan dan pembangunan infrastruktur, menurut Sebastian, sudah dialokasikan melalui program pemerintah.

Selain itu, pengawasan yang tak kuat juga akan menyebabkan besarnya potensi pelanggaran. Menanggapi pernyataan Sebastian, Ketua Badan Anggaran Harry Azhar Azis, yang berasal dari fraksi pengusul, Fraksi Golkar, tetap bersikeras bahwa wacana yang digulirkan semata-mata demi kepentingan rakyat di daerah yang diwakili.

"Kalau dikatakan kejahatan dan dosa, apakah membela kepentingan rakyat dosa? Saya rela berdosa asal rakyat saya lebih sejahtera," katanya dengan nada tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

    GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

    Nasional
    Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

    Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

    Nasional
    Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

    Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

    Nasional
    Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

    Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

    Nasional
    Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

    Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

    Nasional
    WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

    WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

    Nasional
    Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

    Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

    Nasional
    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

    Nasional
    Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

    Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

    Nasional
    Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Nasional
    Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

    Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

    Nasional
    KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

    KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

    Nasional
    Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

    Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

    Nasional
    Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

    Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

    Nasional
    DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

    DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com