Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Napi Terorisme Menuju Nusakambangan

Kompas.com - 15/05/2010, 05:59 WIB

CILACAP, KOMPAS.com - Sebanyak delapan narapidana kasus terorisme dipindahkan dari Lembaga Pemasyarakatan Sragen ke Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (15/5), dengan pengawalan ketat aparat.

Para narapidana yang mengenakan penutup wajah itu tiba di Dermaga Wijayapura (tempat penyeberangan menuju Pulau Nusakambangan) Cilacap, sekitar pukul 04.00 WIB. Mereka dibawa menggunakan truk Brimob dengan pengawalan sejumlah anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror yang juga mengenakan penutup wajah.

Truk pengangkut para narapidana itu naik Kapal Pengayoman II, yang membawa mereka dari Dermaga Wijayapura menuju Dermaga Sodong di Pulau Nusakambangan, pada sekitar pukul 04.15 WIB. Tampak dalam rombongan itu sebuah mobil dinas jenis Inova warna kelabu berpelat nomor polisi Surakarta dan sebuah mobil Terrano warna hitam berpelat nomor Pekalongan ikut menyeberang ke Nusakambangan.

Namun sebuah truk boks perbekalan polisi yang ikut dalam pengawalan terpaksa harus menunggu penyeberangan kedua lantaran kapal sudah penuh. Dari informasi yang dihimpun, kedatangan para narapidana itu mengalami keterlambatan sekitar satu jam karena kendaraan yang mengangkut mereka mengalami kerusakan di daerah Purworejo sehingga harus diganti  dengan truk Brimob.

Kepala Kepolisian Resor Cilacap, AKBP Guruh Achmad Fadiyanto, enggan memberikan komentar terkait perpindahan napi tersebut. "Itu bukan wewenang saya," katanya.

Delapan narapidana teroris itu adalah Aris Widodo, Saiful Anam, Ahmad Sahrul, Amir Amhadi, Mahfud Komari, Sikas Karim, Suparjo, dan Masrizal Tohir. Mereka dihukum penjara enam hingga 18 tahun karena terlibat sejumlah kasus terorisme di Indonesia.

Seorang narapidana terlibat kasus Poso, seorang lainnya terkait kasus peledakan Hotel JW Marriot yang pertama, dan enam orang lainnya karena penyimpanan bahan peledak di Sukoharjo.

Kedelapan narapidana itu selanjutnya menempati sejumlah LP di Pulau Nusakambangan antara lain LP Batu, Permisan, dan Besi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com