JAKARTA, KOMPAS.com — Meninggalnya Marsekal (Purn) Saleh Basarah, KSAU 1973-1977, merupakan duka mendalam bagi Marsekal (Purn) Chappy Hakim, KSAU 2002-2005. Bagi beliau, Saleh adalah sosok seorang guru yang selama ini menjadi anutannya dan para anggota TNI Angkatan Udara.
”Banyak generasi saya memanggil beliau Pak Guru karena beliau berpengetahuan sangat luas, pengetahuannya banyak, kemampuannya juga banyak, dan beliau sangat bersahabat sama kami yuniornya, adik-adiknya, dan anak buahnya,” ujar Chappy saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/3/2010) pagi.
Chappy mengatakan, Saleh merupakan salah satu murid langsung Komodor Udara Suryadharma, perintis Angkatan Udara Republik Indonesia. Menurut dia, Suryadharma bisa dibilang mentor bagi Saleh sejak berpangkat letnan hingga mayor. Saleh juga banyak mengenyam pendidikan tinggi hingga ke Amerika.
”Pak Saleh mendapat banyak sekali pengetahuan keudaraan dari Pak Suryadharma. Kalau bicara, mereka berdua pakai bahasa Belanda karena literatur saat itu memang berbahasa Belanda dan Inggris,” ujar Chappy.
Menurut Chappy, Saleh juga merupakan salah satu tokoh pendiri Akademi Angkatan Udara di Yogyakarta sejak 1950-an. Ia pun menjadi perwira senior di akademi tersebut. Namun, Chappy mengatakan, ada sesuatu yang membuat kecewa Saleh Basarah selama di AAU. Ada satu keinginan yang tidak bisa dipenuhinya.
”Beliau sangat kecewa karena dengan susah payah membangun AAU, berharap jadi gubernur, tapi enggak jadi. Waktu saya menjadi gubernur, dia bilang, ’Oh Chappy... it’s what I loose it...’,” ujar Chappy yang mengaku telah menjadi anak asuh Saleh Basarah sejak lama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.