”Lalu sertifikasi pertanahan, penyediaan air minum di 1.440 desa, yang sudah saya lihat sendiri, internet untuk sekolah sebanyak 18.358 sekolah, pembangunan pabrik es di perkampungan nelayan, layanan pabean 24 jam di sejumlah pelabuhan, perekrutan 131 perawat di kepulauan terpencil, percepatan persyaratan perizinan usaha dari 75 hari menjadi 17 hari, serta percepatan pembuatan paspor,” papar Presiden.
Presiden menambahkan, sumbatan dan simpul-simpul yang menghambat juga sudah bisa diformulasikan, di antaranya krisis listrik dalam jangka pendek dan panjang. ”Pada tahun 2010 ini, diharapkan bisa diatasi lagi dengan proyek listrik gelombang kedua 10.000 megawatt,” katanya.
Proyek Banjir Kanal Timur juga akan segera dirampungkan. Juga proses penyumbatan dalam proyek tol lintas Jawa. ”Ini upaya debottlenecking,” lanjut Presiden.
Presiden memaparkan pula, ”Program 100 hari jenis yang ketiga, yaitu akan diterbitkan PP dan perpres, yang sangat penting untuk kebijakan dan regulasi ke depan, khususnya tentang jasa konstruksi, perubahan peruntukan hutan, tanah telantar, pendidikan kedinasan, penyelenggaraan tata ruang, kewenangan gubernur di wilayah provinsi, budi daya tanaman, pertambangan, maritim, tambang mineral serta perpres lainnya.”
Kuntoro mengakui, dari 129 rencana aksi dalam 45 program 100 hari, ada dua program yang sebelumnya sempat terlambat, tetapi dapat diselesaikan, yaitu program revitalisasi pabrik gula dan pendirian PT Sarana Multi Infrastruktur untuk pembiayaan infrastruktur.
Rapat kerja akhirnya ditutup dengan penyerahan buku Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2010-2014 oleh Wakil Presiden Boediono kepada perwakilan menteri, pemerintah daerah, dan lembaga pemerintah nondepartemen.