Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surat Syaifuddin Ada dalam Laptop Noordin M Top

Kompas.com - 29/09/2009, 17:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Selain dukumen berupa rekaman video survei peledakan bom di Mega Kuningan, Polri juga menemukan sejumlah dokumen berupa surat yang ditulis oleh Syaifuddin Zuhri dalam laptop milik Noordin M Top. Zuhri disinyalir Polri sebagai perekrut pengantin untuk bom bunuh diri dalam jaringan teroris bentukan Noordin.

"Surat ini ditulis oleh Zuhri untuk keluarganya," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Nanan Sukarna dalam keterangan persnya, Selasa (29/9) di Mabes Polri. Nanan juga didampingi Kanit V IT and Cyber Crime Mabes Polri Kombes Petrus Golose, dan Kepala Sub Densus 88 Mabes Polri Kombes Tito Karnavian.

Dalam dokumen dan surat tersebut diungkapkan mengenai struktur jaringan teroris baru bentukan Noordin. Polisi menduga, jaringan baru ini masih terkait dengan jaringan teroris Al Qaeda, terutama untuk urusan pendanaan.

"Zuhri merupakan sosok yang menjadi penghubung antara kelompoknya dengan jaringan di luar negeri. Dia juga yang mencarikan dana bagi aksi-aksi teror selama ini," kata Petrus Golose. Ia mengatakan, isi dokumen tersebut akan digunakan sebagai alat petunjuk untuk menyelidiki keberadaan Zuhri yang hingga saat ini masih buron.

Dalam surat tersebut Zuhri juga menyebutkan pihak-pihak yang dianggapnya sebagai musuh, yakni pemerintah dan kedutaan-kedutaan. Zuhri, yang menyebut dirinya sebagai Udin, juga mengungkapkan keterlibatan dirinya dalam jaringan teroris Al Qaeda. Ia mengemukakan sejumlah alasan yang menjadikan Indonesia sebagai sasaran aksi-aksi pengeboman yang dilakukan kelompoknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com