Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Kapan Polri Serius Tangani Korupsi?

Kompas.com - 11/09/2009, 14:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemanggilan empat pimpinan KPK oleh Mabes Polri disebut-sebut terkait dengan penyalahgunaan kewenangan KPK dalam tindakan pencekalan terhadap tersangka Anggoro Widjojo. Jika benar hal-hal tersebut yang menjadi alasan, maka pemanggilan oleh Polri tersebut terkesan dipaksakan.

"Ini harus dipahami bahwa dalam Undang-Undang KPK dimungkinkan bagi KPK untuk melakukan pencekalan pada saat proses masih dalam penyelidikan," kata Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch Emerson Yuntho kepada Kompas.com di kantornya, Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (11/9).

Menurutnya, proses pencekalan tersebut sudah sesuai dengan mekanisme dalam penindakan kasus korupsi yang selama ini dilakukan KPK. Bahkan dikatakannya, meski belum ada status tersangka, tetapi masih dalam status diduga kuat, hal itu memungkinkan untuk dilakukan pencekalan.

"Kalau ini dalam konteks pencekalan ataupun pencabutan cekal sebagaimana disebut-sebut, ini menjadi persoalan serius. Kalau ada yang keberatan, ini harus dipahami bahwa ada mekanisme proses praperadilan," ucapnya.

Karena itu, ia menilai, ada kesan alasan pemanggilan oleh Polri ini terlalu dibuat-buat. Ditambahkannya, proses pemanggilan seperti ini bukan untuk yang pertama kalinya. Polri pernah melakukan pemanggilan dalam konteks penyadapan terhadap salah satu petinggi Polri dan konteks kasus pembunuhan yang disangkakan pada Ketua KPK non-aktif Antasari Azhar. Poin-poin tersebut dinilainya menimbulkan kecurigaan bahwa Polri tidak bersikap profesional, terutama terkait dengan testimoni yang dikeluarkan oleh Antasari.

Ia juga mewaspadai bahwa ada kepentingan-kepentingan yang dibawa oleh kepolisian dari pihak yang terlibat dalam beberapa kasus yang ditangani KPK. "Kalau pemanggilan ini dalam konteks penanganan kasus korupsi, maka yang jadi pertanyaan, sejak kapan Polri serius tangani persoalan korupsi," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com