JAKARTA, KOMPAS.com — Peristiwa penggerebekan "kembar" di dua lokasi sarang teroris akhir pekan lalu mendapatkan apresiasi. Apalagi, gembong teroris nomor wahid, Noordin M Top, diduga tewas dalam penggerebekan 18 jam di sebuah rumah di Dusun Beji, Temanggung, Jawa Tengah.
Benar tidaknya dugaan ini harus menunggu hasil tes DNA. Menurut pengamat politik Universitas Negeri Jakarta, Cecep Effendi, baik buruknya citra yang dituai pemerintahan SBY dari dua aksi heroik itu tergantung apakah yang tewas itu Noordin atau bukan.
"Sampai sekarang masih ada perdebatan, apakah ini keberhasilan atau tidak. Kita harus menunggu hasil tes DNA ter-confirm. Kalau betul tes DNA membuktikan itu Noordin, akan membangun citra yang semakin kuat bagi SBY," kata Cecep, ditemui seusai mengisi diskusi di Gedung DPD, Jakarta, Selasa (11/8).
Jika benar Noordin tewas, menurutnya, akan menjadi prestasi bagi pemerintahan SBY di penghujung masa jabatannya. Sebaliknya, jika yang tewas ternyata bukan Noordin, Cecep mengatakan, akan muncul sinisme.
"Dan orang akan mengatakan peristiwa Temanggung hanya engineering atau rekayasa, gagal. Oleh karena itu, sangat menentukan yang tewas itu Noordin atau bukan," ujarnya.
"Jika benar itu Noordin, kita patut senang. Walaupun saya menyesalkan kenapa harus menunggu adanya bom baru," lanjut Cecep.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.