Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Rahasia Kemenangan SBY-Boediono

Kompas.com - 09/07/2009, 06:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia Denny JA menyebutkan, kemenangan SBY-Boediono disebabkan, pertama, posisi SBY sudah sangat kuat sebelum kampanye dimulai.

Kedua, masa kampanye satu bulan memang berhasil menurunkan Yudhoyono dan menaikkan Jusuf Kalla, tetapi tidak signifikan untuk dua putaran. Ketiga, kepribadian Yudhoyono sangat disukai dan sulit digoyahkan.

Keempat, publik umumnya puas dengan kondisi hidup di berbagai sektor sehingga menguntungkan incumbent. Kelima, umumnya publik puas dengan kinerja Yudhoyono sebagai presiden. Keenam, mayoritas publik memang ingin satu putaran saja.

Sementara tambahan suara yang sangat besar bagi pasangan Mega-Pro, menurut Denny, karena peran Prabowo. Selain itu, konstituen PDI-P juga solid. ”Kalau Prabowo maju sebagai calon presiden, hasilnya bisa lain. Karena pesona Prabowo lebih segar, lebih militan sehingga daya ungkit Prabowo sebagai capres lebih besar,” ujar Denny, Rabu (8/7).

Sementara itu, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Lili Romli, menilai, keunggulan Yudhoyono merupakan hasil perpaduan antara figur dan pencitraan.

Hal senada dinyatakan Direktur Eksekutif Cirus Surveyors Group Andrinof A Chaniago. Menurut dia, dalam memilih, rakyat menempatkan porsi kepribadian calon lebih besar ketimbang soal kemampuan calon. Dengan 80 persen pemilih berpendidikan SLTP ke bawah, pilihan lebih ditentukan faktor selera. ”Calon lain tidak sesuai dengan selera masyarakat, misalnya yang dilihat soal kesantunan,” katanya.

Menurut Lili, dengan dukungan yang besar dan kekuatan politik di parlemen yang signifikan, keinginan untuk mewujudkan pemerintahan efektif dan kuat bisa terwujud. Namun, semua itu bergantung pada kepemimpinan Yudhoyono dan kinerja kabinetnya. Demokrasi Indonesia, lanjutnya, punya masa depan yang baik jika Partai Golkar dan PDI-P memainkan peran sebagai oposisi yang sehat demi menegakkan mekanisme checks and balances.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

Nasional
Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Nasional
Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Nasional
Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Nasional
Pelaku Judi 'Online' Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Pelaku Judi "Online" Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Nasional
Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Nasional
Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya 'Gimmick' PSI, Risikonya Besar

Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya "Gimmick" PSI, Risikonya Besar

Nasional
Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Nasional
Hindari Sanksi Berat dari Pemerintah Arab Saudi, Komisi VIII Minta Jemaah Haji Nonvisa Haji Segera Pulang

Hindari Sanksi Berat dari Pemerintah Arab Saudi, Komisi VIII Minta Jemaah Haji Nonvisa Haji Segera Pulang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com