Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Etis, SBY Ambil Untung dari Iklan

Kompas.com - 03/07/2009, 10:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bantahan calon presiden dari Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan tim kampanyenya atas iklan kampanye "pemilu satu putaran" yang dikeluarkan Denny JA dinilai sebagai upaya cuci tangan.

Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsuddin Haris, mengatakan, selama ini tim SBY-Boediono selalu gencar memobilisasi wacana pemilu satu putaran dengan alasan penghematan anggaran.

Jika bukan merupakan bagian dari kampanye timnya, menurut Syamsuddin, seharusnya iklan tersebut diminta untuk dihentikan penayangannya. "Kelihatannya, apa boleh buat, tim pendukung resmi SBY secara tidak langsung mengambil keuntungan dari iklan tersebut," katanya.

"Di satu pihak, katanya ilegal, tapi kok dibiarkan. Artinya, SBY dan timnya mengambil keuntungan secara etis dan tidak mau bertanggung jawab. Bisa dibilang, SBY cuci tangan, lepas tanggung jawab. Setahu saya, Denny JA sudah diundang ke Cikeas untuk bertemu (SBY)," ujar Syamsuddin sebelum mengisi diskusi di Gedung DPD, Jakarta, Jumat (3/7).

Sentilan JK atas iklan tersebut, dalam pandangan Syamsuddin merupakan bentuk warning bahwa telah terjadi mobilisasi wacana. "Mobilisasi itu tidak hanya fisik, tapi juga wacana. Harusnya ada pengumuman resmi bahwa Denny JA bukan bagian dari timnya," kata dia.

Syamsuddin sendiri berpendapat, tanggapan SBY mengenai iklan tersebut justru menjadi blunder bagi dirinya. "Padahal, kalau SBY tadi malam tidak terpancing menanggapi, lebih aman," tuturnya.

Iklan harus ditarik

Sekretaris II Tim Kampanye Nasional Mega-Prabowo Hasto Kristianto meminta agar iklan tersebut ditarik dari publikasi media. "Iklan pemilu satu putaran yang dibantah sebagai iklan dari Tim Kampanye SBY, bahkan dikatakan sebagai ilegal, sudah selayaknya ditarik," ujar Hasto kepada Kompas.com.

Bahkan, Polri dan Bawaslu, menurutnya, perlu melakukan pengusutan terhadap sumber pembiayaan iklan tersebut. "Jangan-jangan sumber dananya juga ilegal. Bantahan bahwa iklan tersebut tidak berasal dari tim sukses SBY membawa implikasi hukum," kata Hasto.

Iklan tersebut dinilainya sebagai iklan antidemokrasi yang dapat menyesatkan publik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com