Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berutang adalah Praktik Neolib

Kompas.com - 18/06/2009, 17:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Keputusan pemerintah yang terus meminta pinjaman dana kepada pihak asing merupakan praktik yang mengarah pada neoliberalisme. Praktik tersebut akan terus terjadi sampai pemerintahan berikutnya.

"Transaksi utang luar negeri digunakan negara-negara kapitalis untuk mendesak agenda-agenda liberalisasi," ucap Yuyun dari Koalisi Anti Utang saat diskusi di Jakarta, Kamis (18/6).

Yuyun mengatakan, masalah utang di Indonesia sudah terjadi sejak awal merdeka ketika Belanda mewariskan utang kepada pemerintah saat itu. "Salah satu syarat untuk merdeka adalah mengambil alih utang-utang mereka," ucapnya.

Menurut Yuyun, tabiat berutang sudah berlangsung lama, dan saat ini pemerintah tidak ada inisiatif untuk meninggalkan model pembangunan dengan berutang. Akibatnya, saat ini 20 persen dari APBN tersedot untuk pembayaran utang luar negeri. "Pemerintah kesulitan mengalokasikan dana untuk kesejahteraan rakyat," tegasnya.

Saat ini, papar Yuyun, jumlah utang Indonesia berada di urutan keempat tertinggi di negara-negara berkembang, serta urutan teratas di Asia. "Untuk melunasi utang negara, tiap orang harus menanggung Rp 7,7 juta," ucapnya.

Selain praktik berutang, lanjutnya, agenda neolib dapat dilihat dari UU Penanaman Modal Nomor 25 Tahun 2007 yang merupakan penjajahan model baru.

Solusinya, kata Yuyun, pemerintah mendatang harus mempunyai agenda penghentian utang-utang baru. Selain itu, harus dilakukan upaya negosiasi untuk penghapusan utang serta efisiensi anggaran sehingga dapat digunakan untuk kepentingan rakyat.

"Dari tiga pasangan capres dan cawapres, tidak ada platform yang mengarah ke sana," lontarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com