Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Tim Sukses, Menneg BUMN Belum Mau Komentar

Kompas.com - 09/06/2009, 21:20 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Sofyan Djalil tidak mau banyak berkomentar atas adanya sejumlah pejabat BUMN yang menjadi Tim Sukses Pasangan SBY-Boediono. Sofyan Djalil justru menyerahkan sepenuhnya kepada Badan Pengawas Pemilu untuk melakukan penilaian.

Sebenarnya Undang-undang Pemilu sudah melarang pejabat BUMN terlibat dalam kampanye pemilu maupun pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. "Namun, kan, mereka bukan untuk berkampanye. Akan tetapi, kita lihat lagi bagaimana ketentuannya. Kita lihat definisinya seperti apa," ujar Sofyan Djalil, saat ditanya pers, dalam penerbangan pulang ke Jakarta, seusai mendampingi Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur, Selasa (9/6).

Dikonfirmasi sejumlah nama pejabat seperti Komisaris Utama PT (Persero) Pertamina mantan Kapolri Sutanto yang menjadi Ketua Dewan Pembina Gerakan Pro SBY (GPS), Komisaris Utama PT Indosat Tbk Soeprapto yang tergabung dalm tim sekoci SBY-Boediono serta Amir Sambodo dan Achdra yang tercatat juga sebagai direksi dari BUMN yang dimili PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), Sofyan menyerahkan sepenuhnya kepada Bawaslu untuk melakukan penilaian.

"Biarlah Baswalu yang menilai mereka. Saya, kan, sudah pernah mengeluarkan surat mengingatkan kepada direksi dan komisaris BUMN waktu sebelum pemilihan legislatif dulu," tambahnya.

Sofyan mengakui kalau merujuk pada ketentuan UU Pemilu, menggunakan lapangan bola yang dimiliki BUMN saja, tidak boleh.

Pernyataan Sofyan agak berbeda dengan saat ia mengeluarkan surat kepada direksi dan jajaran BUMN sebelum pemilu legislatif lalu agar tidak memanfaatkan dana BUMN dan keterlibatan dalam kampanye partai politik.

Ia, waktu itu, bahkan meminta direksi dan pegawai di lingkungan Kementerian Negara BUMN dan BUMN agar jangan coba-coba menggunakan dana di kementerian dan dana BUMN untuk membantu partai politik menjelang Pemilu 2009. Dikatakan, jika b erani menggunakan dana itu, siapa pun harus siap berurusan dengan bertanggung jawab secara hukum. (Kompas, 24/7)

Tindak tegas

Di tempat yang sama, Juru Bicara Tim Sukses JK-Wiranto, Yuddy Chrisnandy meminta Bawaslu untuk menindak tegas para pejabat BUMN y ang menjadi tim sukses capres dan cawapres tertentu. Alasannya, tim sukses juga termasuk bagian dari tim kampanye capres dan cawapres.

"Kami minta Bawaslu bertindak tegas terhadap para pejabat BUMN yang jadi tim sukses capres. Berdasarkan pasal 43 UU No.42 tahun 2004 tentang Pemilihan Presiden dan Wapres jelas disebutkan, pejabat BUMN, PNS, TNI/Polri dilarang menjadi anggota tim sukses capres. Jika mereka tetap melanggar, maka ia bisa terkena tindak pidana pemilu," ujar Yuddy.

Menurut Yuddy. Bawaslu dan KPU segera melakukan inventarisasi terhadap semua tim sukses capres-cawapres termasuk capres JK-Wiranto, apakah ada pejabat BUMN yang terlibat di dalamnya. Jadi, tidak bisa beralasan para pejabat BUMN tersebut hanya di tim sayap atau pendukung, tambah Yuddy.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com