Apakah itu politik uang? ”Hal itu menjadi kebiasaan. Ini yang menjadi tantangan bagi caleg miskin seperti saya,” kata Agung Putri. Ia tidak pernah menghitung uang yang telah dikeluarkan. ”Saya bisa pusing jika memikirkan uang. Pokoknya, jika ada uang, baik dari diri sendiri maupun bantuan teman, dipakai saja,” lanjutnya.
Agung Putri mengakui lebih memilih menawarkan ide tentang keikutsertaan rakyat dalam ruang politik nasional sebagai ujung tombak kampanyenya. Kampanye dengan menghadirkan ribuan orang dalam satu rapat umum tak menarik baginya. ”Saya selalu mengatakan tidak bisa bekerja tanpa kalian. Kalau kalian percaya kepada saya, dukung saya, tetapi jika tidak pilih PDI-P,” katanya lagi.
Aktivis buruh, Dita Indah Sari, yang kini menjadi caleg dari Partai Bintang Reformasi untuk Dapil Jawa Tengah V juga mengaku lebih menggunakan pendekatan pertemuan langsung dengan konstituen untuk menjaring dukungan. Selain bertemu dengan kelompok masyarakat, baik dari kalangan buruh maupun petani, ia juga aktif mengunjungi masyarakat secara langsung dari pintu ke pintu serta menemui mereka di jalan.
Untuk berkampanye, Dita mengaku tidak memiliki dana mencukupi untuk beriklan di televisi maupun radio. Karena itu, ia mengandalkan wawancara di media untuk menyebarkan pemikiran dan profilnya kepada calon pemilih.
Namun, ia mengakui saat ini sudah menghabiskan dana sekitar Rp 150 juta di luar penyediaan atribut. Ia memperkirakan akan menghabiskan dana tak kurang dari Rp 300 juta. Dana itu 100 persen berasal dari sumbangan keluarga, rekan aktivis, pengusaha, dan aktivis politik lain.
Aktivis The Indonesian Pluralism Institute, Galata Conda Prihastanto, yang menjadi caleg Partai Amanat Nasional untuk DPR dari Dapil Jateng V, pun memanfaatkan jaringan untuk mendulang dukungan. Ia, didukung berbagai lembaga dan aktivis, rutin mengadakan beragam kegiatan, seperti pendidikan bagi pemilih pemula dan pelatihan caleg.
Dengan dukungan itu, ia tak terlalu memikirkan dana. Dana baru tersedot saat harus membuat beragam atribut.
(mzw/jos/nwo/dwa/inu/tra)