Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis LSM Seharusnya Terjun ke Politik

Kompas.com - 12/12/2008, 20:07 WIB

JAKARTA, JUMAT — Walau pada masanya sempat memicu sejumlah kontroversi, keterlibatan mendiang pejuang hak asasi manusia (HAM) Munir mendukung tokoh Muhammadiyah, Amien Rais, menjadi calon Presiden dinilai menjadi contoh salah satu bentuk awal mula terjunnya aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) ke kancah politik praktis pascatumbangnya rezim Orde Baru dan Soeharto.

Menurut Penasihat Senior International Crisis Group, Sidney Jones, hal itu menjadi salah satu bentuk konsekuensi logis alternatif perjuangan para aktivis, mengingat pascajatuhnya Soeharto aksi turun ke jalan diyakini tidak lagi relevan menjadi pilihan berjuang melawan ketidakadilan. Hal itu disampaikan Sidney, Jumat (12/12), saat menjadi pembicara dalam peluncuran buku Keberanian Bernama Munir, Mengenal Sisi-Sisi Personal Munir, di Jakarta. Turut hadir Rusdi Marpaung dari lembaga monitoring HAM Imparsial, dan penulisnya, Meicky Shoreamanis Panggabean.

"Pada masa Soeharto memang tidak ada jalan lain kecuali dengan cara langsung berhadap-hadapan. Akan tetapi untuk sekarang memang ada cara advokasi lain misal, banyak LSM terlibat mengawasi proses pembahasan rancangan undang-undang dengan mengkritisi pasal atau memberi masukan soal kalimat yang digunakan," ujar Sidney.

Menurut Sidney, keterlibatan para mantan aktivis LSM dan pergerakan untuk terjun dan masuk ke dalam dunia politik praktis adalah hal yang wajar. Perjuangan harus dilanjutkan dari dalam. Sudah seharusnya para aktivis tidak membiarkan begitu saja peluang politik diambil orang-orang yang tidak dapat diharapkan melakukan perubahan. Bahkan, dalam proses pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu, kandidat Barrack Obama pun didukung dan dibantu oleh para aktivis LSM.

Istri mendiang Munir, Suciwati, yang juga hadir dalam acara itu, menceritakan pada awalnya juga menentang keras pilihan Munir saat itu. Bahkan perdebatan seru berkali-kali sempat muncul dalam perbincangan rumah tangga mereka saat itu. Menurut Suciwati, dirinya sama sekali menolak suaminya mendukung Amien Rais menjadi calon presiden ketika itu karena dalam pemahaman Suciwati, Amien pada saat kerusuhan Ambon pernah menyerukan gerakan jihad di Jakarta, yang terbukti kemudian justru menambah rusak kondisi di sana.

"Akan tetapi, saat itu Munir menjelaskan kepada saya, dari lima calon presiden yang ada, justru Amien-lah yang paling sedikit 'bosok'-nya. Hal itu pilihan berat bagi Munir dan dia banyak dicurigai dan dimusuhi teman-teman LSM karena dituduh mencari kekuasaan," ujar Suciwati.

Penulis buku tentang Munir itu, Meicky, menilai sosok Munir sebagai seorang yang menginspirasi yang benar-benar memiliki kemampuan serta keberanian luar biasa melawan ketidakadilan dan kesewenang-wenangan pada masanya.

Sementara itu, aktivis politik yang juga Ketua Pengkajian Demokrasi dan Negara Kesejahteraan Fadjroel Rachman mengibaratkan sosok Munir sebagai kertas lakmus penentu ada tidaknya keadilan. "Kehadiran Munir menurutnya menjadi sosok mengerikan bagi pemerintahan otoriter saat itu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com