Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaring Capres, PBR Gelar Konvensi

Kompas.com - 31/07/2008, 09:52 WIB

JAKARTA, KAMIS - Partai Bintang Reformasi (PBR) resmi membuka mekanisme konvensi bagi para capres dan cawapres yang ingin ikut bertarung dalam Pilpres 2009. PBR tidak ingin membeda-bedakan usia calon, baik tua maupun muda, asal memenuhi kriteria dan diinginkan rakyat akan diwadahi oleh PBR sebagai pemimpin bangsa mendatang.
 
Hal ini dikatakan oleh salah satu Ketua DPP PBR sekaligus Ketua Bidang Kampanye Yusuf Lakaseng kepada Persda Network, Kamis (31/7). Penjaringan figur pemimpin melalui mekanisme konvensi, bagian dari sistem demokrasi, menyeleksi figur potensial untuk mengganti rezim pemerintahan yang sedang berkuasa saat ini.
 
"Untuk itulah kita membuka diri, melakukan penjaringan capres 2009 melalui mekanisme konvensi ini. Kami melihat begitu banyak figur yang sudah mendeklarasikan diri dari kalangan tokoh lama maupun baru. Mereka berhak ikut berdemokrasi dan diwadahi oleh partai politik," kata Yusuf Lakaseng.
 
Mekanisme penjaringan itu kini sedang digodok secara matang oleh internal PBR. Penggodokan yang dimaksud, kata Lakaseng, agar penerapan mekanisme konvensi bisa berjalan dengan baik dan kemudian menghasilkan calon pemimpin yang mumpuni, diinginkan oleh rakyat. "Konsep mekanisme konvensi ini harus dibuat secara matang tentu saja. Segala persiapan, sedang kita lakukan," jelasnya.
 
Sistem konvensi pertama kali diperkenalkan kepada publik oleh Partai Golkar, yang kemudian mengusung Jenderal purnawirawan Wiranto, kini Ketua Umum Partai Hanura, berpasangan dengan adik kandung Gus Dur, Salahuddin Wahid atau Gus Solah, di Pilpres 2004 lalu.
 
Namun sayang, pada era kepemimpinan Wapres Jusuf Kalla sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar,kemungkinan besar tidak akan menerapkan mekanisme konvensi ini lagi. Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono kepada wartawan di DPR pekan lalu juga sudah menegaskan hal tersebut. Lakaseng membantah konvensi yang akan diterapkan sama sekali bukan bertujuan untuk mencari "gizi" kepada para kandidat calon yang mendaftar.
 
"Sama sekali tidak benar. Prinsip kita membuka konvensi ini sekaligus untuk menjaga agar para calon pemimpin gagal menjadi pemimpin hanya karena tidak ada partai yang mendukungnya. Partai adalah wadah bagi mereka untuk bisa bertarung dengan para kandidat lain yang sudah ada sekarang," Lakaseng menegaskan.
 
Kini, beberapa kandidat calon presiden sudah resmi mendeklarasikan. Para kandidat itu antara lain Fajroel Rahman, Yuddy Chrisnandi, maupun Ratna Sarumpaet. Untuk para senior ada Kivlan Zen, Amien Rais, mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung, serta beberapa kandidat capres lainnya. (Persda Network/Rachmat Hidayat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com