Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dradjat: SBY Harus Bisa Pegang Kata-katanya

Kompas.com - 22/05/2008, 18:49 WIB

JAKARTA, KAMIS - Politisi DPR asal Komisi XI Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Dradjat Wibowo meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memegang kata-katanya mengenai keinginannya untuk tidak akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 2008. Penegasan Presiden Yudhoyono itu pernah disampaikan seusai melantik Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Madya Sumardjono, di Istana Negara, Jakarta pada 7 November 2007.

"Bukan hanya elit politik di DPR dan lainnya yang harus bisa dipegang omongannya, akan tetapi juga elit pemerintah sendiri. Karena, saat ini, ada kemorosotan kepercayaan terhadap proses politik dan demokrasi. Saat ini, rakyat merasa elit politik kita sulit dipegang omongannya dalam berbagai hal," ujar Dradjat, Kamis (22/5) saat dimintai komentarnya oleh Kompas mengenai adanya bantahan Presiden Yudhoyono tidak pernah mengumbar janji tidak menaikkan harga BBM.

Sebagaimana dikutip dari situs resmi Presiden Yudhoyono, yaitu http://www.presidensby.info, Presiden Yudhoyono menegaskan, pemerintah tidak akan menaikkan harga BBM pada tahun 2008. "Tidak ada opsi itu, karena kita cari solusi yang lain, yang cespleng. Paling tidak mengurangi dampak tanpa harus menimbulkan permasalahan pada masyarakat luas. Insya Allah kita carikan jalan terbaik," kata Presiden kepada pers, waktu itu.

Disebutkan, dalam situ situ, Pemerintah, lanjut Presiden SBY, akan terus melakukan langkah-langkah untuk mengatasi harga minyak yang kian melambung. "Kita lakukan langkah-langkah domestik, kebijakan yang lain, supaya kita bisa mengatasi. Ada solusi, tidak mengguncangkan perekonomian kita, tidak mengubah anggaran pembelanjaan kita. Itu yang sedang kita lakukan, yang pada saatnya kalau memang begini terus dan lebih tinggi lagi, tentu akan ada yang kita lakukan secara signifikan," kata Presiden SBY.

Menurut Dradjat, jika proses politik dan demokrasi terus berlarut-larut tanpa adanya pembelajaran memegang kata-kata yang pernah disampaikan, maka apatisme politis rakyat akan semakin parah. Kita yang selama ini menganut sistem voting sukarela dalam pemilihan umum, akan bisa terpengaruh. "Akibatnya, apatisme politik rakyat dapat membuat golongan putih atau rakyat yang tidak menggunakan hak pilihnya akan semakin besar sehingga lembaga-lembaga seperti Presiden dan DPR bisa semakin terdelegitimasi," jelas Dradjat.

Secara ekonomi, lanjut Dradjat, makna dari kata-kata Presiden Yudhoyono yang pernah menegaskan tidak akan menaikkan harga BBM, berarti rakyat menunggu langkah apa yang akan dilakukan Presiden untuk memenuhi janjinya dengan tidak menerapkan opsi terakhir tersebut. "Langkah seperti apa, itulah yang ditunggu rakyat. Bisa peningkatan penerimaan pajak ataupun pemotongan anggaran belanja pemerintah dan lainnya," usul Dradjat.

Lebih jauh Dradjat menambahkan, dengan dimuatnya pernyataan Presiden Yudhoyono di situs resminya, yang kemudian dimuat berbagai media cetak, tidak ada yang bisa dibantah lagi kalau Presiden pernah menyampaikan sikapnya untuk tidak menaikkan harga BBM. "Lucu, kalau masih dibantah," tandas Dradjat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com