JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mendorong Polri untuk mengevaluasi setiap penugasan terhadap para anggota yang diduga tidak sesuai prosedur.
Komisioner Kompolnas Poengky Indarti menjelaskan, evaluasi perlu dilakukan agar kasus kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi (RAT) tak lagi terulang.
“Kasus ini menjadi perhatian publik. Hal ini juga jadi momentum untuk evaluasi penugasan-penugasan yang tidak sesuai prosedur, harus ditindak tegas,” ujar Poengky kepada Kompas.com, Jumat (3/5/2024).
Menurut Poengky, evaluasi perlu dilakukan mulai dari Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri, hingga ke satuan kepolisian di berbagai daerah.
Dia pun berharap agar dugaan pelanggaran prosedur dalam penugasan maupun pengawalan terhadap Brigadir RAT ditelusuri lebih lanjut.
“Telusuri oleh Bid Propam Polda dan diawasi Divisi Propam Polri karena kasus ini menjadi perhatian publik,” ucap Poengky.
Sebagai informasi, Brigadir RAT, anggota Satlantas Polresta Manado, mengakhiri hidupnya dengan cara menembakkan pistol ke kepalanya di Jalan Mampang Prapatan IV, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2024) sore.
Peluru yang menembus pelipis kepala bagian kanan menuju pelipis kirinya itu berasal dari senpi berjenis HS dengan kaliber sembilan milimeter. Peluru itu juga membuat bagian atas mobil Toyota Alphard berlubang.
Kabid Humas Polda Sulawesi Utara Kombes Michael Irwan Thamsil mengatakan, Brigadir Ridhal Ali Tomi (RAT) yang tewas bunuh diri sempat menjadi ajudan seorang pengusaha di Jakarta.
“Hasil pemeriksaan Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sulut demikian (Brigadir RAT menjadi ajudan pengusaha),” kata dia saat dikonfirmasi, Selasa (30/4/2024).
Namun, pekerjaan yang dilakukan mendiang lebih dari dua tahun itu tak memiliki izin. Brigadir RAT disebut tak mengantongi surat tugas untuk menjadi ajudan seorang pengusaha.
“Hasil pemeriksaan dari Propam Polda Sulut menyatakan bahwa Brigadir RAT, tidak ada surat tugas dan izin dari kesatuan atau pimpinannya,” tutur Irwan.
Berbeda dengan kepolisian, NH yang merupakan istri Brigadir RAT mengaku bahwa suaminya berada di Jakarta dalam rangka penugasan BKO sejak 2022.
"Dia BKO, dari tahun 2022. Ada, bapak pengusaha. (Cukup) cuma sampai di situ," kata NH.
Menanggapi adanya perbedaan keterangan itu, Kompolnas kemudian melayangkan surat klarifikasi ke Polda Sulawesi Utara. Surat dengan nomor B-113/Kompolnas/4/2024 itu sudah dikirimkan pada 29 April 2024.
"Kompolnas mengirimkan surat klarifikasi ke Polda Sulut. Kami melihat ada kesimpangsiuran antara keterangan istri almarhum dan keterangan kepolisian,” kata Komisioner Kompolnas Poengky Indarti saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Rabu (1/5/2024).
https://nasional.kompas.com/read/2024/05/03/13404381/berkaca-kasus-brigadir-rat-kompolnas-minta-polri-evaluasi-penugasan-tak