Salin Artikel

Saat TKN dan PDI-P Kompak Minta Kehadiran Puan di Rumah Rosan Jangan Ditarik ke Politik...

Pasalnya, foto itu ramai dispekulasikan sebagai sinyal merapatnya PDI-P ke kubu pemenang pemilihan presiden (Pilpres) 2024, Prabowo-Gibran.

Diketahui, PDI-P pada Pilpres 2024 mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Hadirnya Puan di rumah Rosan, justru dipandang kedua belah pihak, baik TKN maupun PDI-P sebagai hal yang biasa saja.

Keduanya tidak melihat akan adanya sinyal PDI-P bakal merapat ke Prabowo-Gibran.

Tak perlu ditarik ke politik

Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno mengatakan, acara di rumah Rosan memang terbuka untuk umum.

Oleh karenanya, Puan pun dimungkinkan untuk hadir. Eddy juga mengonfirmasi memang benar Ketua DPR RI itu hadir di acara bukber tersebut.

"Iya itu bukber. Acara bukber hari Kamis lalu. Itu bukbernya bukber umum, dalam artian ya semua orang diundang di situ," ujar Eddy saat dihubungi, Senin (1/4/2024).

Menurut Eddy, pertemuan di acara buka puasa bersama itu tidak terkait dengan politik sama sekali.

Dia lantas menegaskan bahwa pertemuan itu hanya dalam rangka pertemanan saja.

"Nadiem diundang. Terus teman-teman HIPMI diundang. Ya pokoknya bukber umum, tidak ada khusus. Tidak ada terkait partai-partai. Mbak Puan juga hadir karena memang berteman saja. Jadi ini sesungguhnya buka puasa bersama yang tidak ada agenda politiknya," katanya.

Sementara itu, saat ditanya apakah ada sinyal PDI-P akan merapat ke kubu Prabowo-Gibran melalui pertemuan di acara buka puasa bersama, Eddy enggan menjawabnya.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) ini menegaskan bahwa ada waktunya berbicara politik, tetapi ada juga hanya sekadar silaturahmi Ramadhan.

Teman lama

Sementara itu, politikus PDI-P Deddy Yevri Sitorus berpandangan, kehadiran Puan Maharani dalam acara bukber di rumah Rosan Roeslani, tidak berkaitan dengan situasi politik ke depan.

"Enggak ada lah (kaitan politik PDI-P bakal merapat)," kata Deddy di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin.

Dia mengatakan, acara yang digelar di rumah Rosan juga adalah buka bersama di bulan Ramadan.

Deddy juga meyakini PDI-P tidak mempersoalkan kehadiran Puan di sana. Apalagi, Puan merupakan teman lama Rosan.

"Dia (Puan) itu kan teman lama. Masa, itu saja jadi masalah?" ujar anggota Komisi VI DPR itu

Lebih lanjut, Deddy mengaku tidak bisa panjang lebar berkomentar karena tidak hadir dalam acara buka bersama itu.

Menurut dua, Puan yang lebih tahu apa saja yang dibicarakan dalam acara tersebut.

"Tanya Mbak Puan dong, setahu saya sih, mereka teman lama. Jadi saya kira itu hal yang biasa, silaturahmi, lagi buka puasa bersama," kata Deddy.

Diketahui, PDI-P digadang kuat bakal menjadi inisiator bergulirnya hak angket pemilu di DPR.

Namun, jawaban Puan usai rapat paripurna pada Kamis pekan lalu, seakan bertolak belakang dengan niatan partainya menggulirkan hak angket.

Pasalnya, Puan mengatakan, dirinya tidak memberikan instruksi kepada Fraksi PDI-P DPR untuk menggulirkan wacana tersebut.

"Enggak ada instruksi, enggak ada," kata Puan ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (28/3/2024).

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menyatakan, partainya belum menggulirkan hak angket mengusut dugaan kecurangan Pemilu 2024 karena banyaknya tekanan.

Hasto lantas membantah anggapan yang menyebut Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri adalah orang yang perhitungan sehingga tak kunjung menginstruksikan bergulirnya hak angket pemilu di DPR.

"(Ibu Megawati lama putuskan hak angket) bukan perhitungan, tapi tekanannya, tekanan hukumnya kan kuat sekali. Kan kalau orang ditekan, ada respons yang berani menghadapi tekanan, ada juga yang takut, kita juga maklum," kata Hasto dalam acara diskusi bertajuk 'Sing Waras Sing Menang' pada Sabtu, 30 Maret 2024.

https://nasional.kompas.com/read/2024/04/02/09352031/saat-tkn-dan-pdi-p-kompak-minta-kehadiran-puan-di-rumah-rosan-jangan-ditarik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke