Ia bahkan menyebut itu dengan istilah mendiang pelawak senior Asmuni dalam Srimulat.
"Kalau dari hitung-hitungan sangat kecil, mungkin kalau dalam bahasanya Pak Asmuni dalam Srimulat adalah "hil yang mustahal" untuk memenangkan," katanya dalam Obrolan Newsroom Kompas.com, Senin (19/3/2024).
Karena menurut Umam, memenangkan sengketa pilpres di MK harus membuktikan kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif di 50 persen provinsi di Indonesia.
"50 persen itu nggak mudah, kalau kemudian ada Kapolda yang siap secara sukarela menjadi saksi kubu 03, ini kalkulasinya seperti apa?," tutur Umam.
Namun Umam menilai, bersengketa pilpres di MK bukan soal kalah dan menang.
Perjuangan para capres yang akan menggugat nanti lebih untuk membangun gerakan politik dan memperlihatkan kecacatan demokrasi yang harus dievaluasi.
"Ini perlu dipisahkan satu konteks menghadirkan proses sidang untuk menentukan menang kalah," kata Umam.
"Atau ini ingin membuka fakta politik bukan hanya untuk evaluasi, tapi juga untuk political attack, serangan politik terhadap kredilbilitas pemerintah dan legitimasi pemerintahan yang baru," tandasnya.
https://nasional.kompas.com/read/2024/03/19/23484701/pengamat-sebut-peluang-menangkan-sengketa-pilpres-di-mk-sangat-kecil