JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 29 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan PT Pertamina (Persero) memamerkan beragam produk unggulan di ajang “International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2024” di Jakarta Convention Center (JCC) pada Rabu (28/2/2024) hingga Minggu (3/3/2024).
Pada salah satu ekspo kerajinan terbesar di Asia Tenggara itu, UMKM binaan Pertamina memamerkan beragam produk unggulan, mulai dari wastra berupa kain tenun, songket, batik hingga jewelry.
UMKM yang tampil atau mejeng pun pernah terlibat dalam berbagai pameran di kancah internasional serta membuka gerai di sejumlah negara. Salah satunya, brand tenun dan songket asal Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Ilham Bahari. Bahkan, jenama wastra lokal ini telah memiliki gerai di Malaysia dan Los Angeles (LA), Amerika Serikat (AS).
Founder Ilham Bahari, Bilal, mengatakan, ia mengkreasikan berbagai produk fesyen khusus pria berbahan kain tenun dan songket.
Hal itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, kain tenun dan songket selama ini identik sebagai kain wastra yang hanya dikenakan oleh kaum hawa serta orang tua. Lewat produk fesyen buatannya, Bilal menepis anggapan tersebut sehingga wastra tenun dan songket juga relevan dikenakan kaum pria dan anak muda.
"Lewat produk fesyen Ilham Bahari, paradigma yang melekat pada songket dan tenun di masyarakat dapat berubah. Oleh karena itu, kami mengkreasikan produk fesyen berbahan wastra yang elegan nan klasik sehingga relevan dengan tren masa kini agar mudah diterima konsumen," ujar Bilal kepada Kompas.com, Jumat (1/3/2024).
Berkat desain tersebut, lanjut Bilal, pria serta kalangan muda kini percaya diri mengenakan tenun ataupun songket. Bahkan, makin bangga menjadikan wastra Nusantara tersebut sebagai salah satu fesyen item untuk menunjang penampilan mereka.
Untuk diketahui, produk fesyen wastra besutan Ilham Bahari berhasil tembus ekspor berkat pembinaan serta pelatihan dari Pertamina.
Pelatihan dari Pertamina yang diikuti Bilal, yakni UMK Academy dengan kurikulum Go Modern, Go Online, Go Digital, Go Global, serta Go Green.
Bilal mengungkapkan, salah satu syarat agar tenun dan songket tembus pasar mancanegara, yakni produk yang washable alias dapat dicuci. Adapun tenun dan songket selama ini lekat sebagai wastra yang tak dapat dicuci.
"Pertamina memberi kami pelatihan bagaimana menghasilkan produk songket dan tenun yang dapat dicuci. Metode yang tepat berhasil kami temukan sehingga dapat memenuhi kriteria ekspor. Teknisnya memang rumit, tapi dapat meningkatkan nilai produk. Berkat Pertamina pula kini kami mengantongi Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)," terang Bilal.
Berdayakan perempuan dan difabel
Selain Ilham Bahari, UMKM binaan Pertamina yang turut memberi dampak baik bagi masyarakat dan lingkungan adalah brand Joglo Ayu Tenan dari Yogyakarta.
Pendiri Joglo Ayu Tenan, Yayuk Sukardan, menceritakan kepada Kompas.com ikhwal merintis bisnis produk artisan di Kota Pelajar.
Tak sekadar menjadi ruang bisnis, Joglo Ayu Tenan sejatinya merupakan creative space tempat berkumpulnya para artisan Yogyakarta yang bergelut di bidang jewelry dan art-fabric. Bahkan, tempat usahanya itu menjadi salah satu tourist destination experience di Yogyakarta.
"Lewat berbagai karya kerajinan, kami turut memberdayakan (empowering) artisan wanita, yakni ibu-ibu di perdesaan dan kalangan difabel. Sejak 2015, joglo kami menjadi tempat berkumpul serta kolaborasi berbagai komunitas untuk berkarya," kata Yayuk.
Yayuk menuturkan, ia sendiri merupakan difabel guillain-barre syndrome (GBS), penyakit yang menyerang sistem saraf. Lewat ragam produk artisan yang dihasilkan, ia turut mengampanyekan semangat berkarya para disabilitas.
Adapun produk andalan Joglo Ayu Tenan salah satunya adalah oversized bag yang dikreasikan teman difabel lewat corak batik dengan pewarnaan alami. Produk ini bahkan diminati konsumen asal Beijing, China, lantaran bernilai sosial dan lingkungan.
Selain itu, ada pula Korean headband yang dibuat dari kain batik khas Yogyakarta, Jepara, Bali, dan Nusa Tenggara (Nusra).
Berkat semangat serta misi sosial yang diusung, Joglo Ayu Tenan turut terlibat dalam festival terbesar di dunia untuk budaya Indo (Eropa-Indonesia) di Belanda, Tong Tong Fair. Festival ini melibatkan pelaku usaha yang didirikan oleh kalangan perempuan yang mengedepankan misi empower society, termasuk difabel.
"Berkat Pertamina serta Kementerian Badan Usaha Milik Negara (Kemen BUMN), kami dapat mengenalkan karya artisan Indonesia di Eropa, mulai dari produk kerajinan hingga kuliner," kata Yayuk.
Raup cuan ratusan juta
Salah satu UMKM binaan Pertamina yang turut mereguk cuan di ajang Inacraft 2024 adalah brand Batik Pekatan.
Owner Batik Pekatan, Iftitakhiyah, mengungkapkan bahwa dirinya mengusung konsep Batik Tiga Negeri yang melegenda. Batik Tiga Negeri merupakan perpaduan antara batik Pekalongan, Lasem, dan Cirebon.
Ia pun menggandeng sejumlah perajin batik dari tiga daerah tersebut untuk menghasilkan produk fesyen yang mendukung sustainable fashion dan zero waste.
"Dengan konsep sustainable fashion, batik Pekatan dibuat dengan pewarnaan alami serta mengoptimalkan sisa kain (perca) diolah menjadi pakaian limited edition," kata Ifti.
Ifti mengatakan, pihaknya mendirikan usaha batik sejak 2019. Meski pandemi melanda Tanah Air pada 2020, usaha yang digelutinya tetap bertahan usai dirinya bergabung menjadi UMKM binaan Pertamina pada 2021.
Kini, berkat berbagai pelatihan serta pendampingan dari Pertamina, bisnis batik yang ditekuninya makin berkembang.
Berkat konsep ekologis yang diusung, ia pun mendapat respons positif pengunjung Inacraft 2024. Bahkan, berhasil mengantongi omzet hingga Rp 160 juta pada ekspo hari kedua.
"Pengunjung booth Pekatan sebagian besar order paket batik untuk suvenir. Alhamdulillah, omzet harian berhasil tembus lebih dari Rp 100 juta. Berkat pendampingan serta Pelatihan dari Pertamina laju bisnis kami makin pesat," ujar Ifti.
https://nasional.kompas.com/read/2024/03/03/13211921/mulai-dari-songket-yang-mendunia-hingga-batik-lasem-umkm-binaan-pertamina