Salin Artikel

Komunitas Utan Kayu Tuding Jokowi Manipulasi Lembaga dan Uang Negara demi Keturunan

JAKARTA, KOMPAS.com - Komunitas Utan Kayu melayangkan maklumat kepada Presiden RI Joko Widodo yang semakin tampak menggunakan kewenangannya untuk memihak calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Komunitas yang lahir sebagai bentuk perlawanan terhadap Soeharto dan rezim Orde Baru ini mendesak Jokowi berhenti terlibat "dalam upaya lancung memenangkan calon presiden dan calon wakil presiden, serta partai politik yang diisi oleh putra-putra Jokowi".

"Mendekati hari pemilihan umum, kami meminta Presiden Republik Indonesia, Insinyur Joko Widodo, mampu memperlihatkan diri sebagai pemimpin yang jujur dan adil. Waktunya tidak banyak, Tuan Presiden. Kita hendak terus menjadi bagian dari warga dunia yang beradab dalam berpolitik dan berdemokrasi, atau terlempar menjadi bangsa yang membiarkan kesewenang-wenangan menang," ungkap jurnalis senior Andreas Harsono dalam pembacaan maklumat itu, Jumat (9/2/2024).

Andreas yang kini berkarier sebagai peneliti pemantau HAM dunia, Human Rights Watch (HRW), menyebut bahwa pemerintahan yang memiliki legitimasi kelak hanya akan diperoleh bila pemilu dilaksanakan secara jujur dan adil.

"Kami sependapat dengan guru-guru besar, pengajar filsafat, rohaniawan, dan lain-lain yang memaklumkan bahwa jujur dan adil adalah dasar etika politik kita. Sejak Reformasi 1998, kita mendasarkan pemilihan umum pada dua nilai itu," kata dia.

Aktivis yang juga sastrawan, Ayu Utami juga menyerukan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk menggagalkan upaya Jokowi menegakkan politik dinasti.

Sementara itu, wartawan pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Tosca Santoso, mengingatkan Jokowi bahwa waktunya tak banyak.

Pemimpin yang tidak jujur dan tidak adil, kata dia, akan dikenang sebagai penguasa lalim. Terlebih, sejarah Reformasi belum terlalu lama untuk dapat dilupakan Jokowi.

"Perbuatan Anda, maksudnya ini Jokowi ya, memanipulasi lembaga-lembaga tinggi negara dan lembaga negara, anggaran negara, dan sumber daya pemerintahan, serta bersekongkol dengan oligarki, demi kepentingan politik keturunan Anda adalah praktek kekuasaan yang melukai bukan saja demokrasi, tapi rasa keadilan dan nurani kami," kata Tosca.

"Kami mendesak Anda meninggalkan istana dengan terhormat, sebab kejujuran dan keadilan adalah dasar kita mengelola tujuan bernegara," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa dirinya tidak akan ikut berkampanye untuk Pemilu 2024.

Pernyataan ini disampaikan setelah ia sempat menyebut bahwa presiden boleh memihak dan berkampanye.

"Yang bilang siapa (saya mau ikut kampanye)? Ini, ini, ini saya ingin tegaskan kembali, pernyataan saya yang sebelumnya. Bahwa presiden memang diperbolehkan undang-undang untuk berkampanye," ujar Jokowi dalam keterangan pers di Sumatera Utara, sebagaimana dilansir siaran YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (7/2/2024).

"Dan juga sudah pernah saya tunjukkan bunyi aturannya. Tapi, jika pertanyaannya apakah saya akan ikut kampanye? Saya jawab tidak. Saya tidak akan berkampanye," tegas ayah Gibran Rakabuming Raka itu.

Namun, rival politik Prabowo-Gibran, baik Ganjar Pranowo-Mahfud MD serta Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar telah berulang kali melaporkan dugaan adanya penggunaan alat negara untuk mengintimidasi para pendukung mereka.

Kedua kubu juga lantang mengkritik kejanggalan hingga pembengkakan anggaran untuk menggenjot pembagian bantuan sosial (bansos) yang dilakukan oleh Jokowi maupun menteri-menteri di kabinetnya yang merangkap sebagai ketua umum partai pendukung Prabowo-Gibran.

Pencalonan Gibran sendiri terbukti melibatkan pelanggaran etik mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yang juga ipar Jokowi, Anwar Usman, melalui putusan janggal perubahan syarat usia minimum capres-cawapres.

https://nasional.kompas.com/read/2024/02/09/18574691/komunitas-utan-kayu-tuding-jokowi-manipulasi-lembaga-dan-uang-negara-demi

Terkini Lainnya

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke