Pertemuan itu membahas pembebasan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens yang genap satu tahun disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP).
Berdasarkan siaran pers dari Penerangan Kogabwilhan III, Pemerintah Selandia Baru menyerahkan kasus pembebasan pilot Susi Air sepenuhnya kepada Pemerintah Indonesia.
“Dubes Selandia Baru juga menyampaikan pesan khusus dari Pemerintah Selandia Baru bahwa Selandia Baru mengakui kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Tanah Papua,” demikian tulis siaran pers itu.
Dalam pertemuan itu, Richard Tampubolon mengatakan bahwa prioritas utama operasi adalah memastikan keselamatan sandera.
“Kami meyakini hingga saat ini sandera pilot masih dalam kondisi sehat, meskipun ada kesulitan dalam pasokan logistik dan akses terhadap kesehatan,” kata Richard.
Ia juga mengatakan, kondisi pilot dijaga ketat oleh KKB dan terkadang tinggal bersama masyarakat sipil, sehingga TNI sangat berhati-hati dalam mengambil solusi terbaik terkait operasi pembebasan.
TNI berharap pembebasan sandera bisa dilakukan melalui soft approach.
Adapun pilot Philips yang merupakan warga Selandia Baru disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya setelah pesawat yang dipilotinya dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, pada 7 Februari 2023.
Saat itu, pesawat tersebut mengangkut lima penumpang yang merupakan orang asli Papua (OAP).
Philips dan kelima OAP disebut sempat melarikan diri ke arah yang berbeda.
Kelima OAP disebut telah kembali ke rumah masing-masing. Sementara itu, Philips masih disandera sampai saat ini.
https://nasional.kompas.com/read/2024/02/07/16264411/setahun-pilot-susi-air-disandera-dubes-selandia-baru-temui-pangkogabwilhan