Kontribusi pertumbuhan tersebut akan didominasi kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), bukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal ini mengingat jumlah UMKM relatif lebih banyak.
“Kalau kita hanya bicara BUMN, kemudian investasi besar, ya sulit, Tapi mari kita hitung yang UMKM, unitnya banyak, kekuatannya riil sudah terbukti menopang ekonomi Indonesia saat masa krisis," kata Ganjar saat bertemu para perajin batik di Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (26/12/2023).
Ganjar menilai, UMKM memang harus menjadi fokus perhatian pemerintah, utamanya terkait kemudahan berusaha.
Oleh karena itu, ia bersama Mahfud MD mengusung program mencetak 1,6 pengusaha mikro maju.
"Kami sudah meminta tim untuk menghitung kekuatan riil yang sekarang tidak tercatat ada berapa, agar kita punya perlakuan khusus, fasilitas khusus kepada mereka, sehingga ini mejadi gerakan ekonomi yang sangat besar," ungkap Ganjar.
Di sisi lain, pihaknya juga konsen mendorong sektor argomaritim sebagai sumber kekuatan ekonomi baru Indonesia, melalui program Bangga Bertani dan Nelayan Sejahtera.
Ganjar menjelaskan, melalui program Bangga Bertani dan Nelayan Sejahtera, pertumbuhan ekonomi berbasis di desa.
Dengan begitu, terjadi pemerataan ekonomi di desa, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang pergi ke kota untuk mencari nafkah karena bisa bekerja di sektor-sektor prioritas di desa.
"Kalau kita lihat basisnya desa, itu kekuatannya bisa di sektor pertanian, di sektor pangan, peternakan, perikanan, yang sangat bercirikan agromaritim. Indonesia punya potensi besar di sektor ini, maka bisa dioptimalkan untuk menjadi motor pertumbuhan ekonomi," jelasnya Ganjar.
https://nasional.kompas.com/read/2023/12/26/19442381/ganjar-optimistis-target-pertumbuhan-ekonomi-7-persen-tercapai-ditopang-umkm