Hal itu disampaikan Usman Kansong usai ditanya pembaruan informasi terkait kasus dugaan kebocoran data pemilih yang baru-baru ini mengemuka di situs Breach Forums.
"Kita mendapatkan informasi adanya kebocoran DPT (daftar pemilih tetap), maka Kemenkominfo bersurat secara elektronik kepada KPU untuk meminta klarifikasi. Apa yang dilakukan oleh Kemenkominfo itu sesuai seperti yang diatur dalam UU PDP (Perlindungan Data Pribadi)," kata Usman ditemui di Gedung Kominfo, Jakarta, Senin (4/12/2023).
Dari surat tersebut, ia mengatakan, semestinya KPU RI sudah membalas dalam waktu 3x24 jam.
Namun, Usman mengaku belum mengetahui apakah surat dari Kemenkominfo sudah dibalas oleh KPU atau belum.
"Nanti saya cek apakah sudah ada klarifikasi dari KPU kepada Kemenkominfo," ujarnya.
Ditanya apakah benar data yang bocor merupakan data dari para pemilih untuk Pemilu 2024, Usman belum bisa memastikannya.
"Memang sementara kita menemukan adanya kemiripan data yang beredar di ruang publik yang ditawarkan oleh akun anonim bernama jimbo itu dengan data yang ada di website KPU," katanya.
Kemudian, Kemenkominfo juga disebut sudah berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Polri hingga KPU dalam mencegah terjadinya kembali kebocoran data warga negara.
Ia lantas memastikan bahwa pihaknya terus berupaya melakukan pengamanan data terkait pemilu maupun penyelenggara sistem elektronik lainnya.
"Kami sudah menyampaikan kepada Komisi I DPR langkah-langkah yang sudah diambil oleh Kemenkominfo dalam menyikapi dugaan kebocoran data KPU," ujar Usman.
"Jimbo" membagikan 500.000 data contoh yang berhasil diperoleh melalui salah satu unggahan di situs BreachForums yang kerap digunakan untuk jual beli hasil peretasan.
Ia juga membagikan beberapa tangkapan layar dari situs web https://cekdptonline.kpu.go.id/ untuk meyakinkan kebenaran data yang didapatkan.
Dalam unggahan itu, "Jimbo" juga mengaku menemukan 204.807.203 data unik, jumlah yang hampir sama dengan jumlah pemilih di dalam daftar pemilih tetap (DPT) KPU RI sebanyak 204.807.203 pemilih.
Di dalam data yang diduga "bocor" itu, "Jimbo" mendapatkan data pribadi seperti NIK, nomor KTP, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, RT, RW, sampai kode kelurahan, kecamatan, dan kabupaten, serta TPS.
Data-data itu dijual dengan harga 74.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,2 miliar.
https://nasional.kompas.com/read/2023/12/04/13391371/kemenkominfo-kirim-surat-ke-kpu-minta-klarifikasi-soal-dugaan-kebocoran-data