Diketahui, data tersebut dijual oleh seorang peretas bernama anonim "Jimbo" senilai Rp 1,1 miliar, setelah dia mengeklaim telah meretas situs kpu.go.id dan berhasil mendapatkan data pemilih dari situs itu.
"Kami tidak mau berspekulasi ya, namun kami berharap KPU lebih prudent (hati-hati)," kata Sudirman saat ditemui di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (30/11/2023).
Sudirman menyampaikan, keamanan data KPU perlu diperhatikan mengingat data tersebut merupakan andalan dalam Pemilu. Data berperan penting dalam pelaksanaan Pemilu.
Dia pun berharap masalah kebocoran data ini bisa segera diatasi.
"Yang namanya data merupakan salah satu andalan dari Pemilu ini, jadi semoga bisa diatasi," ucap dia.
Hal ini dikonfirmasi pula oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi.
"Kita sudah selidiki bahwa ini data DPT sebenarnya," ujar Budi dalam rapat kerja di Komisi I DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (29/11/2023).
Budi mengatakan, data DPT sebenarnya dimiliki oleh semua partai. Menurut dia, semua peserta Pemilu 2024 pasti memiliki data DPT, dan itu sesuai dengan undang-undang (UU).
Namun, pernyataan Budi ini langsung disanggah oleh Wakil Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis.
Kharis menyebutkan, DPT memang bisa dibuka dengan mudah di situs KPU. Hanya saja, masalahnya, data pribadi DPT juga ikutan bocor.
"Kalau DPT mah kita bisa buka di website-nya juga bisa kita lihat. Bukan itu. Jadi karena ada nomor yang pribadi," kata Kharis.
https://nasional.kompas.com/read/2023/11/30/20092161/data-pemilih-diduga-bocor-timnas-anies-muhaimin-minta-kpu-lebih-hati-hati