Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, pasien-pasien tersebut menjalani isolasi di rumah sakit.
"Kita ajak isolasi di rumah sakit dan memang pengobatannya lebih banyak asimtomatik. Semua pasien ini dalam kondisi stabil," kata Maxi dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Kamis (26/10/2023).
Maxi mengungkapkan, pasien mendapat pengobatan antivirus maupun antibiotik untuk mempercepat penyembuhan lesi.
Diketahui, gejala yang dirasakan meliputi lesi pada kulit disertai demam, pembengkakan kelenjar, sakit menelan, sakit otot, menggigil, badan terasa sakit, kelelahan, mual, nyeri di mulut, hingga diare.
"Jadi dalam satu sampai dua minggu, lesinya pelan-pelan mulai hilang. Kalau kondisinya bagus kita bisa pulangkan," ujar Maxi.
Di sisi lain, pihaknya secara aktif mendeteksi kasus aktif yang kemungkinan menyebar di dalam negeri, sembari melaporkannya ke Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Sejauh ini, Kemenkes menyasar 477 orang sesuai dengan ketersediaan vaksin. Vaksin yang diberikan sebanyak dua dosis untuk satu orang.
"Prioritas pertama (vaksinasi) untuk kelompok LSL (lelaki berhubungan intim dengan lelaki) dan yang pernah kontak berhubungan seks dua minggu terakhir. Itu jadi sasaran pertama, dan (vaksinasi) sudah dimulai tanggal 23 Oktober 2023," kata Maxi.
Sebagai informasi, sebanyak sembilan orang dari 14 kasus konfirmasi (64 persen) berusia 25-29 tahun. Sisanya sekitar lima orang atau 36 persen berusia 30-39 tahun.
Kasus diderita oleh laki-laki dengan rincian orientasi seksual 12 orang (86 persen) LSL, satu orang (tujuh persen) heteroseksual, dan satu orang (tujuh persen) biseksual.
Selain itu, Kemenkes juga mendeteksi dua kasus yang mengarah pada cacar monyet lantaran ditemukan gejala maupun kontak erat dengan orang yang sudah terkonfirmasi positif. Tetapi, dua orang ini belum diambil sampel untuk diperiksa di laboratorium.
https://nasional.kompas.com/read/2023/10/26/18492431/kemenkes-14-pasien-terkonfirmasi-cacar-monyet-dalam-kondisi-stabil