Salin Artikel

Duet Prabowo-Ganjar Dinilai Sulit karena Gengsi dan Marwah Politik

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana duet Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 dinilai sulit diwujudkan. Pasalnya, masing-masing telah dideklarasikan sebagai bakal calon presiden (capres).

Ganjar merupakan bakal capres PDI Perjuangan, sedangkan Prabowo diusung sebagai bakal capres Partai Gerindra.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno yakin, di antara keduanya, tak ada yang bersedia mengalah jadi calon wakil presiden (cawapres).

“Sama-sama mematok harga mati sebagai capres, tak ada yang mau di posisi nomor dua. Dalam konteks itulah sangat sulit dinalar dengan logika orang awam keduanya bisa menyatu,” kata Adi kepada Kompas.com, Sabtu (30/9/2023).

Memang, usai Pemilu Presiden (Pilpres) 2019, Prabowo bersedia menurunkan gengsinya dengan menjadi menteri Kabinet Indonesia Maju dan membawa Gerindra masuk pemerintahan Presiden Joko Widodo, meski Jokowi merupakan rival tunggal Prabowo pada dua periode pemilihan.

Namun, menurut Adi, Pilpres 2024 merupakan perkara beda. Demi menjaga gengsi dan marwah politik, Prabowo diyakini tak bersedia mengalah jadi calon pendamping Ganjar.

“Ini soal gengsi dan marwah politik, makanya enggak mungkin mengalah,” ucapnya.

Meski sangat sulit, lanjut Adi, tak ada yang tidak mungkin di politik. Duet Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar bisa terjadi jika ada perisitiwa politik di luar nalar umum.

Kuncinya ada di figur-figur penting di pusaran PDI-P dan Gerindra yakni Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Jokowi, dan Prabowo itu sendiri.

“Saya menduga, jika Jokowi, Megawati, dan Prabowo bisa duduk bersama, bicara dari hati-hati kepentingan bangsa dan negara, mungkin duet keduanya bisa terwujud,” kata Adi.

“Karena ketiganya merupakan tokoh kunci menduetkan keduanya. Itupun tak ada jaminan apa pun,” tuturnya.

Sebagaimana diketahui, wacana duet Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 kembali berembus. Padahal, Ganjar telah dideklarasikan sebagai capres PDI-P dan didukung Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Perindo, dan Partai Hanura.

Sementara, Prabowo rencananya dicalonkan Partai Gerindra, didukung oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Gelora.

Sejak awal desas-desus duet Ganjar-Prabowo mencuat, PDI-P terkesan terbuka. Namun, elite partai banteng menegaskan bahwa jika wacana tersebut terealisasi, Ganjar harus jadi capres.

"Jadi siapa yang akan mendampingi Pak Ganjar Pranowo, posisinya Pak Ganjar adalah calon presiden. Yang diusung oleh PDI Perjuangan, PPP, Hanura dan Perindo," kata Hasto dalam keterangannya, Jumat (22/9/2023).

Sama dengan PDI-P yang bersikukuh mengajukan Ganjar sebagai capres, Gerindra juga tetap pada pendiriannya, mengusung Prabowo sebagai calon RI-1. Gerindra justru bertanya-tanya, apakah Ganjar bersedia jika jadi cawapres Prabowo.

"Saya enggak bisa menilai, tapi dalam konteks kepantasan, apakah pantas kami tawarkan posisi (bakal) cawapres kepada PDI-P yang partai besar, dua kali pemenang pemilu?" ujar Habiburokhman dalam acara Satu Meja The Forum yang tayang di Kompas TV pada Kamis (28/9/2023).

https://nasional.kompas.com/read/2023/09/30/12451291/duet-prabowo-ganjar-dinilai-sulit-karena-gengsi-dan-marwah-politik

Terkini Lainnya

KPK Akan Dalami Dugaan Aliran Dana SYL Ke Firli Bahuri

KPK Akan Dalami Dugaan Aliran Dana SYL Ke Firli Bahuri

Nasional
Saat Bamsoet Bicara soal Amendemen Berujung Diputus Langgar Kode Etik...

Saat Bamsoet Bicara soal Amendemen Berujung Diputus Langgar Kode Etik...

Nasional
Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Divonis 9 Tahun Penjara

Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Divonis 9 Tahun Penjara

Nasional
Sri Mulyani Bakal Cek Aturan Bea Masuk Kain Usai RI Kebanjiran Tekstil Impor

Sri Mulyani Bakal Cek Aturan Bea Masuk Kain Usai RI Kebanjiran Tekstil Impor

Nasional
Golkar Optimistis Bisa Koalisi dengan Gerindra di Pilkada Jakarta, Calonnya Masih Dibahas

Golkar Optimistis Bisa Koalisi dengan Gerindra di Pilkada Jakarta, Calonnya Masih Dibahas

Nasional
Mendagri Buka Suara Pj Gubernur NTB Diganti Pensiunan Jenderal TNI

Mendagri Buka Suara Pj Gubernur NTB Diganti Pensiunan Jenderal TNI

Nasional
PKB Buka Kans Koalisi dengan PDI-P, Sandingkan Marzuki-Risma di Pilkada Jatim

PKB Buka Kans Koalisi dengan PDI-P, Sandingkan Marzuki-Risma di Pilkada Jatim

Nasional
Benny Harman: Belum Ada Rekomendasi Untuk Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

Benny Harman: Belum Ada Rekomendasi Untuk Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

Nasional
Sudah 6 Pj Kepala Daerah Mundur karena Hendak Maju Pilkada 2024

Sudah 6 Pj Kepala Daerah Mundur karena Hendak Maju Pilkada 2024

Nasional
Didakwa Korupsi Rp 44,5 Miliar, SYL Pamer Kementan Kontribusi Rp 15 Triliun ke Negara

Didakwa Korupsi Rp 44,5 Miliar, SYL Pamer Kementan Kontribusi Rp 15 Triliun ke Negara

Nasional
Menperin Bakal Pelajari Isu Sritex Bangkrut

Menperin Bakal Pelajari Isu Sritex Bangkrut

Nasional
Usung Sohibul Iman Jadi Bakal Cagub, PKS Tegaskan Partai Pemenang Pileg di Jakarta

Usung Sohibul Iman Jadi Bakal Cagub, PKS Tegaskan Partai Pemenang Pileg di Jakarta

Nasional
KPAI Desak Polisi Transparan Dalam Kasus Kematian Pelajar 13 Tahun di Padang

KPAI Desak Polisi Transparan Dalam Kasus Kematian Pelajar 13 Tahun di Padang

Nasional
Rotasi Pj Gubernur, Mendagri Bantah Presiden Cawe-cawe Pilkada 2024

Rotasi Pj Gubernur, Mendagri Bantah Presiden Cawe-cawe Pilkada 2024

Nasional
PDN Diserang 'Ransomware', Komisi I Ingatkan Pentingnya Peningkatan Keamanan Siber

PDN Diserang "Ransomware", Komisi I Ingatkan Pentingnya Peningkatan Keamanan Siber

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke