Gugatan tersebut terkait dihentikannya ekspor nikel oleh Indonesia yang memicu reaksi Uni Eropa dan sejumlah pihak di dunia.
Awalnya, Presiden menceritakan bahwa setelah ekspor nikel dihentikan pada 2020, pemerintah Indonesia digugat oleh Uni Eropa.
"Tahun lalu kita kalah, kalah, kalah. Tapi saya sampaikan pada menteri, menterinya bertanya kepada saya, 'Pak kita kalah ?' 'Ya enggak apa-apa kalah. Tapi jangan mundur'. Saya perintahkan banding," ujar Jokowi.
Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan pada pembukaan Mahasabha Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) di Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah, pada Rabu (30/8/2023), yang disiarkan langsung YouTube KMHDI Pusat.
"Kalah, banding. Sudah. Yang ada di pikiran saya kan saat banding memerlukan waktu. Mungkin bisa tiga tahun, mungkin empat tahun, mungkin lima tahun industri kita sudah jadi. Sehingga fondasi kita kuat," kata Jokowi.
Terlebih, jika ke depannya pemerintah ingin melakukan hilirisasi crude palm oil (CPO), perikanan, rumput laut, dan hasil bumi lain.
Presiden Jokowi kemudian memberikan contoh, saat ini produksi rumput laut Indonesia merupakan yang terbesar kedua di dunia.
Namun, Indonesia selalu melakukan ekspor rumput laut mentah. Padahal, kata Jokowi, jika rumput laut masuk industri dan hilirisasi ada potensi nilai ekspor yang semakin bertambah.
"Masak sejak (zaman) VOC 400 tahun yang lalu, kita ekspor bahan mentah sampai sekarang kita mau terus ekspor bahan mentah. Untuk saya tidak (tidak mau)," ujar Jokowi.
"Kita sudah digugat oleh WTO, digugat oleh Uni Eropa, kita diberi peringatan oleh IMF. Endak. Menteri-menteri tanya ke saya, Pak ini ada tekanan, (saya perintah) terus," katanya lagi.
Kemudian, jika tetap terus konsisten, dalam 15 tahun mendatang besarnya GDP per kapita Indonesia bisa mencapai 15.800 dollar AS atau setara dengan Rp 217 juta.
"Dan pada saat Indonesia emas hitungan kita sudah mencapai 25 ribu dollar AS income per kapita kita atau Rp 331 juta. Artinya, kita sudah masuk jadi negara maju," kata Jokowi.
"Tapi (hal itu bisa terjadi) kalau konsisten, pemimpinnya tidak ragu-ragu, tidak penakut, maju terus meskipun digugat maju terus. Karena memang tidak akan ada negara manapun yang memberi kita karpet merah kalau kita tidak merebutnya sendiri. Enggak ada. Jangan berharap itu," ujarnya lagi.
https://nasional.kompas.com/read/2023/08/30/16075271/jokowi-ungkap-alasan-mengapa-indonesia-tetap-ajukan-banding-meski-kalah