Salin Artikel

3,3 Juta Warga Masuk Kategori Miskin Ekstrem, Didominasi Indonesia Timur

Dari jumlah tersebut, warga dengan tingkat miskin ekstrem paling banyak berada di Indonesia timur.

"Kurang lebih 3,3 juta (warga miskin ekstrem) di seluruh Indonesia. Tentu kita bisa melihat persentase angka kemiskinan yang tinggi ini saudara-saudara kita di Indonesia bagian timur," kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial, Nunung Nuryartono dalam konferensi pers di Jakarta Rabu (23/8/2023).

Nunung mengungkapkan, untuk menangani tingkat kemiskinan tersebut, pemerintah melangsungkan tiga program besar.

Program pertama adalah pengurangan beban. Lewat program ini, pihaknya memberikan beragam bantuan, mulai dari Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan sosial, hingga subsidi energi.

"Ini memberikan implikasi terhadap pengeluaran sehari-hari saudara-saudara kita pada kategori kemiskinan ekstrem. Ada vantuan sosial ada PKH, ada Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat dan seterusnya," tutur dia.

Program kedua adalah peningkatan pendapatan. Hal ini dilakukan oleh kementerian/lembaga kepada masyarakat melalui aktivitas-aktivitas peningkatan kreativitas dan dan pemberdayaan.

Program ketiga, pengurangan kantong kemiskinan. Hal ini dilakukan dengan memperbaiki fasilitas yang ada di sekitar rumah tersebut, meliputi membangun rumah layak huni, dekat dengan sumber air bersih, dan sebagainya.

"Jadi dengan tiga strategi besar kita melihat efektivitas program yang dijalankan," tutur dia.

Nunung tidak memungkiri mengentaskan kemiskinan perlu penanganan khusus. Terlebih, pemerintah punya target mengentaskan kemiskinan menjadi 0 persen pada tahun 2024, lebih cepat dari target SDGs pada tahun 2030.

"Untuk pencapaian target sasaran, karena ketika bicara target kemiskinan ekstrem, maka (kuncinya adalah) siapa orangnya, di mana tempatnya. Oleh karenanya pentargetan sasaran ini menjadi syarat penting," papar dia.

Sebagai informasi, data teranyar BPS menunjukkan, tingkat kemiskinan di Indonesia menurun.

Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto mengatakan, penurunan tersebut terjadi seiring dengan tren pemulihan ekonomi nasional. Dalam kurun waktu 6 kuartal terakhir, produk domestik bruto (PDB) RI memang terus tumbuh di kisaran 5 persen secara tahunan.

Selain itu, tingkat inflasi pada periode relatif membaik. Tercatat laju inflasi pada periode September 2022-Maret 2023 sebesar 1,32 persen. Laju inflasi itu lebih rendah dari periode Maret - September 2022 sebesar 3,60 persen.

Tren penurunan memang tingkat kemiskinan memang terus terjadi sejak September 2020. Namun demikian, tingkat kemiskinan masih belum kembali ke level sebelum pandemi Covid-19, di mana tingkat kemiskinan pada September 2019 sebesar 9,22 persen total penduduk atau setara 24,78 juta penduduk.

"Meskipun terus mengalami penurunan, namun demikian tingkat kemiskinan bulan Maret 2023 ini belum pulih seperti masa sebelum pandemi," tutur Atqo, dalam konferensi pers, Senin (17/7/2023).

Tercatat tingkat kemiskinan di perkotaan turun dari 7,53 persen pada September 2022 menjadi 7,29 persen. Sementara itu, tingkat kemiskinan di perdesaan turun dari 12,36 persen menjadi 12,22 persen.

Sementara itu jika dilihat berdasarkan pulau, tingkat kemiskinan terjadi di seluruh pulau kecuali Sulawesi. Tercatat tingkat kemiskinan di Pulau Sulawesi meningkat 0,02 persen 2,04 juta penduduk.

Meningkatnya tingkat kemiskinan di Sulawesi disebabkan oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang lebih rendah dibanding pulau lain. Tingkat konsumsi rumah tangga di Sumatera hanya tumbuh 0,88 persen.

https://nasional.kompas.com/read/2023/08/23/23540381/33-juta-warga-masuk-kategori-miskin-ekstrem-didominasi-indonesia-timur

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke