Salin Artikel

Mohammad Bondan, Pejuang Kemerdekaan yang Nyaris Jadi Konglomerat

JAKARTA, KOMPAS.com - Perjuangan mempertahankan kemerdekaan yang dilakukan oleh aktivis politik Indonesia, Mohamad Bondan, di Australia juga mempunyai sisi romantis.

Di Negeri Kanguru itu dia menemukan belahan hatinya, Molly Warner. Keduanya bertemu saat Bondan yang gigih menggerakkan organisasi Central Komite Indonesia Merdeka (CENKIM) buat mengabarkan kemerdekaan Indonesia, serta menjalin kontak dengan simpul-simpul pergerakan perjuangan yang tersebar di Amerika Serikat, India, Inggris, dan Mesir.

Bondan mulanya adalah salah satu dari sejumlah tahanan politik yang dibuang pemerintah Hindia-Belanda ke kamp Tanah Merah, Digul, Papua.

Dia berada di sana bersama Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir sampai 1942. Pemerintah Hindia-Belanda memindahkan Bondan dan sejumlah "alumnus" Digul ke Australia guna menghindari serangan Jepang.

Ketika itu, Molly adalah perempuan yang aktif dalam organisasi sosial kemasyarakatan yang terafiliasi dengan Partai Buruh Australia. Negaranya juga terancam jika Jepang menginvasi setelah menguasai Indonesia.

Akan tetapi, hal itu tidak terjadi dan Jepang menyerah kepada Sekutu pada 2 September 1945.

Dia mendengar kabar tentang pergerakan CENKIM dan aksi mogok para pelaut Indonesia pada September 1945. Karena penasaran, Molly pun mendatangi sekretariat CENKIM di Brisbane.

Di sana dia bertemu dengan Bondan yang ketika itu menjabat sebagai Sekretaris Jenderal CENKIM. Molly pun menyatakan diri ingin menjadi relawan membantu CENKIM.

Selama terlibat di CENKIM, Molly tidak hanya bekerja sebagai juru catat, tetapi sesekali juga ikut turun ke jalan melakukan demonstrasi memprotes sikap pemerintah Hindia-Belanda yang berupaya kembali menduduki Indonesia.

Molly juga rajin menuliskan selebaran pro kemerdekaan Indonesia dan menyebarkannya kepada warga Australia. Selain itu, Molly juga melakukan siaran radio berbahasa Inggris melalui Radio Republik Indonesia dari Australia.

Hubungan Bondan dan Molly kemudian berkembang dari urusan pekerjaan menjadi asmara.

Dalam buku Spanning a Revolution: the Story of Mohamad Bondan and the nationalist movement disebutkan, Molly dan Bondan menikah pada 1946.

Keduanya tetap bermukim di Australia sampai CENKIM dibubarkan pada 1947 setelah pembentukan Komisi Tiga Negara. Molly pun mengikuti sang suami yang pulang ke Indonesia.

Setelah di Indonesia, Bondan kemudian diberi jabatan sebagai Kepala Bagian Pelatihan Kementerian Pembangunan dan Pemuda pada Kabinet yang dipimpin Perdana Menteri Mohammad Hatta pada 1949. Setelah itu dia bekerja sebagai birokrat di Departemen Ketenagakerjaan sampai pensiun.

Sedangkan Molly sempat menjabat sebagai sekretaris Asosiasi Indonesia-Australia. Dia juga pernah berkarier di Departemen Penerangan dan Departemen Luar Negeri Republik Indonesia.

Molly juga terlibat dalam penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika pada 1955 di Bandung, Jawa Barat. Dia juga kerap menuliskan rancangan pidato berbahasa Inggris buat Presiden Soekarno pada 1961 sampai 1965.

Setelah pensiun, Molly tetap berkarya menjadi penerjemah. Bondan tutup usia pada 6 Februari 1981 karena kanker paru.

Sedangkan Molly tutup usia pada 6 Januari 1990 karena kanker. Jasad keduanya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Nyaris jadi konglomerat

Selain berjuang mempertahankan kemerdekaan, CENKIM juga menjadi penghubung diplomasi antara pemerintah dan kelompok pengusaha Australia.

Sejumlah pengusaha Australia tertarik menjalin perdagangan dengan pemerintah Republik Indonesia yang baru berdiri.

Sejumlah kamar dagang yang mengontak CENKIM buat membuka kerja sama perdagangan dengan Indonesia adalah Australian Council of Trades Union, London Trades Council, Elektrical Trades Union Australia, Philipines Trades Unions Organization, Queensland Trades dan Labour Council, dan Trades Hall Brisbane.

Menurut Bondan, sejumlah pengusaha asing saat itu menyatakan siap menanamkan modal buat membuka hubungan dagang atau organisasi ekspor-impor dengan Indonesia.

Akan tetapi, Bondan tidak tergiur buat mencari keuntungan pribadi atau menjadi makelar, dan memilih menyampaikan tawaran itu kepada pemerintah Indonesia.

"Kalau saya mencari-cari rezeki di kala itu, barangkali saya akan menjadi orang kaya pertama di alam Indonesia merdeka, kaya tanpa korupsi," kata Bondan dalam buku Memoar Seorang Digulis.

https://nasional.kompas.com/read/2023/08/08/16513111/mohammad-bondan-pejuang-kemerdekaan-yang-nyaris-jadi-konglomerat

Terkini Lainnya

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Nasional
Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas 'Montblanc' Isi Uang Tunai dan Sepeda 'Yeti'

Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas "Montblanc" Isi Uang Tunai dan Sepeda "Yeti"

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Nasional
Tiga Menteri Koordinasi untuk Tindak Gim Daring Mengandung Kekerasan

Tiga Menteri Koordinasi untuk Tindak Gim Daring Mengandung Kekerasan

Nasional
Gugat KPK, Indra Iskandar Persoalkan Status Tersangka Korupsi Pengadaan Kelengkapan Rumah Jabatan DPR

Gugat KPK, Indra Iskandar Persoalkan Status Tersangka Korupsi Pengadaan Kelengkapan Rumah Jabatan DPR

Nasional
Momen Presiden Jokowi Jamu Santap Malam dengan Delegasi KTT WWF Ke-10 di GWK

Momen Presiden Jokowi Jamu Santap Malam dengan Delegasi KTT WWF Ke-10 di GWK

Nasional
Sudah Diingatkan Malu kalau Kalah, Anies Tetap Pertimbangkan Serius Pilkada DKI Jakarta

Sudah Diingatkan Malu kalau Kalah, Anies Tetap Pertimbangkan Serius Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Kejanggalan Kematian Prajurit Marinir Lettu Eko Ketika Bertugas di Papua...

Kejanggalan Kematian Prajurit Marinir Lettu Eko Ketika Bertugas di Papua...

Nasional
Gugatan Praperadilan Sekjen DPR Lawan KPK Digelar 27 Mei 2024

Gugatan Praperadilan Sekjen DPR Lawan KPK Digelar 27 Mei 2024

Nasional
Penambahan Jumlah Kementerian dan Hak Prerogatif Presiden

Penambahan Jumlah Kementerian dan Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Saat Anies 'Dipalak' Bocil yang Minta Lapangan Bola di Muara Baru...

Saat Anies "Dipalak" Bocil yang Minta Lapangan Bola di Muara Baru...

Nasional
Anies Kini Blak-blakan Serius Maju Pilkada Jakarta, Siapa Mau Dukung?

Anies Kini Blak-blakan Serius Maju Pilkada Jakarta, Siapa Mau Dukung?

Nasional
Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Nasional
Kepada Warga Jakarta, Anies: Rindu Saya, Enggak? Saya Juga Kangen, Pengin Balik ke Sini...

Kepada Warga Jakarta, Anies: Rindu Saya, Enggak? Saya Juga Kangen, Pengin Balik ke Sini...

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke