Ia menilai, pernyataan Surya Paloh itu bagian dari cara pandang terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi dalam melaksanakan revolusi mental.
"Dan sudut-sudut pandang beda itu kan tentu, muaranya ya untuk Indonesia. Itu, jadi, kalau saya sih memaklumi itu semua," kata Mardiono saat ditanya awak media di I News Tower, usai menghadiri pembukaan pelatihan juru kampanye (jurkam) pemenangan Ganjar Pranowo, Senin (17/7/2023).
Mardiono berpandangan, meski PPP dan Nasdem bagian dari koalisi pemerintah pengusung Joko Widodo dan Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019, bukan berarti pendapat kedua partai selalu sama.
Ia menegaskan bahwa kedua partai politik ini tetap memiliki perbedaan dalam cara pandang.
"Karena kita di negara demokrasi, itu tentu antara satu dengan yang lain tentu akan memiliki sudut pandang yang berbeda," imbuh dia.
Kendati demikian, mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ini mengungkit cara pandang masyarakat yang mulai berubah ke arah lebih baik seiring berjalannya perkembangan zaman.
"Rakyat kita sudah cerdas dan rakyat kita akan melihat realitas, ya kebutuhan tentang Indonesia. Apalagi sekarang generasi-generasi milenial, itu sudah cerdas," nilai Mardiono.
Sebelumnya diberitakan, Surya Paloh menyebutkan gagasan revolusi mental yang digaungkan Presiden Jokowi belum optimal.
Ia mengatakan, pada 2014, Nasdem mendukung Jokowi untuk menjadi presiden karena yakin bisa membawa perubahan.
"Logika kita menyatakan, kita yakin progres perjalanan kemajuan kita berbangsa dan bernegara akan jauh lebih hebat, seperti apa yang kita harapkan," katanya lagi.
Namun, ia menganggap gagasan dan ide Jokowi itu belum dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat.
"Tapi, sayang seribu sayang, harapan belum menjadi kenyataan, apa yang harus berani kita nyatakan, tenggelam," ujar Surya Paloh.
https://nasional.kompas.com/read/2023/07/17/23333401/surya-paloh-nilai-revolusi-mental-jokowi-belum-optimal-ppp-rakyat-sudah