Salin Artikel

Kondisi Mencekam Kabin Super Air Jet Setelah Gagal Terbang dari Bandara Internasional Lombok

Dari boarding pass yang diterima Kompas.com sebagai salah satu penumpang menunjukkan waktu pesawat take off pukul 13.55 WITA.

Namun, penumpang baru diminta untuk masuk pesawat sekitar pukul 14.10 WITA.

Pesawat maskapai milik Lion Group ini kemudian memasuki landasan pacu sekitar pukul 14.30 WITA. Namun penumpang menunggu cukup lama setelah pesawat berada di landasan pacu.

Suasana mulai mencekam, anak-anak yang berada di kabin mulai menangis, beberapa orang mulai menanyakan pramugari terkait jadwal keberangkatan mereka.

Sekitar pukul 15.30 WITA, pilot pesawat mengumumkan akan mematikan mesin pesawat karena pesawat tidak bisa bergerak.

Pilot menyebut akan ada teknisi yang memperbaiki kendala teknis itu. Sedangkan posisi pesawat berada di landasan pacu 13 CAT I.

Pengumuman pilot semakin membuat resah penumpang pesawat. Terlihat penunpang yang membawa anak duduk di kursi nomor 1 D dan E meminta penjelasan ke pramugari karena anaknya terus menangis.

Setelah menunggu hampir 2 jam di dalam pesawat yang tak bergerak, pilot kemudian memberikan kepastian.

Pesawat yang harusnya tiba di Jakarta pukul 14.25 WIB itu kembali ke terminal Bandara Internasional Lombok dan para penumpang diturunkan.

"Diminta untuk segera duduk karena kita akan kembali ke terminal Lombok," ujar pilot pesawat pada pukul 16.43 WITA

Penumpang bernama Ayu Cipta dengan nomor kursi 9A juga merasakan suasana mencekam tersebut.

Namun, dia merasa bersyukur karena pilot memilih keselamatan penumpang yang lebih utama ketimbang nekat terbang dengan kondisi pesawat yang tidak prima.

"Sebagai penumpang saya bersyukur pesawat ini tidak nekat melakukan penerbangan dengan kondisi seperti ini," imbuh Ayu.

Saat berita ini diturunkan, penumpang sudah berada di ruang tunggu bandara menanti informasi selanjutnya.

Kompas.com mencoba meminta konfirmasi terkait peristiwa itu kepada Corporate Communications Strategic at PT Lion Air Danang Mandala Prihantoro, namun belum mendapat balasan hingga saat ini.

https://nasional.kompas.com/read/2023/07/14/17042151/kondisi-mencekam-kabin-super-air-jet-setelah-gagal-terbang-dari-bandara

Terkini Lainnya

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke