JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P memanggil Effendi Simbolon ke Kantor DPP PDI-P Jalan Diponegoro, Jakarta, hari ini, Senin (10/7/2023).
Ketua DPP PDI-P Bidang Kehormatan Komarudin Watubun mengatakan, pemanggilan dijadwalkan pukul 13.00 WIB.
"Benar (Effendi dipanggil ke DPP)," kata Komarudin saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin.
Dia menambahkan, Effendi dipastikan akan hadir dalam pemanggilan tersebut.
Adapun pemanggilan ini dilakukan karena Effendi melontarkan pernyataan bahwa Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto merupakan sosok yang tepat menjadi nakhoda RI.
Padahal, PDI-P sudah menetapkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres).
"Benar (soal itu)," ucap dia.
Sebelumnya diberitakan, pernyataan itu disampaikan Effendi ketika menghadiri Rakernas Punguan Simbolon dohot Indonesia (PSBI) di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat (7/7/2023).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya akan memanggil Effendi dalam waktu dekat untuk mendapat keterangan dari pernyataannya.
"Ketua DPP Bidang Kehormatan akan melakukan klarifikasi, karena kami ini kan Partai Demokrasi Indonesia sehingga semuanya akan dilakukan klarifikasi partai agar disiplin partai ditegakkan," ujar Hasto.
Hasto menjelaskan, setelah Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menetapkan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden, semua kader PDI-P harus satu suara.
Jika ada kader yang tidak memberikan dukungan, maka DPP Bidang Kehormatan PDI-P akan melakukan tugasnya untum menegakkan disiplin partai.
"Kedisplinan partai ini sesuatu yang sifatnya mutlak karena PDI Perjuangan adalah partai ideologi berdasadka Pancasila dan keputusan sudah diambil sehingga seluruhnya wajib," kata Hasto.
Adapun, Effendi selaku Ketua Umum PSBI mengundang Prabowo ke Rakernas PSBI dalam kapasitas sebagai Menteri Pertahanan.
"Kami mengundang beliau kan sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia. Ini kan bukan forum calon presiden, komunitas warga simbolon ini kan unsur dukungan untuk pertahanan negara,” kata Effendi kepada awak media, Jumat (7/7/2023).
Secara pribadi, Effendi ingin mendengarkan gagasan Prabowo jika Ketua Partai Umum Gerindra itu menjadi “nakhoda”.
"Kami ingin dengar sejujurnya dalam benak dia itu, seperti apa sih kalau dia kemudian menjadi nakhoda,” ujar Effendi.
Kendati demikian, Effendi tidak menjelaskan maksud dari kata “nakhoda” itu. Dalam acara tersebut, Prabowo menceritakan pengalamannya terkait hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 dan 2019.
Dia mengaku tidak puas dengan hasil pemilu saat itu. Diketahui, pada dua pemilu itu, Prabowo sebagai capres. Namun, selalu kalah dengan Joko Widodo.
Mulanya, Prabowo mengatakan bahwa negara sebesar Indonesia bisa menyelenggarakan demokrasi, meski sempat dilanda krisis
"Bagaimana kita bisa memelihara, bahwa kita pernah mengalami krisis banyak, iya, kita mengalami pertikaian, iya, kita mengalami perbendangan pandangan, kita mengalami banyak masalah, tetapi kita sekarang berhasil,” kata Prabowo dalam sambutannya.
"Kita berhasil menjalankan pemilu dengan lumayan,” ucap Prabowo yang disambut tepuk tangan para hadirin.
Namun, Prabowo tidak memungkiri pasti ada yang tidak senang dengan penyelenggaraan pesta demokrasi lima tahunan itu.
"Apa semua puas? Pasti ada yang tidak puas. Kalau ditanya apa saya puas dengan hasil Pemilu 2014 dan 2019? Ya kurang puas lah…,” kata Prabowo yang kemudian tertawa.
https://nasional.kompas.com/read/2023/07/10/12400891/effendi-simbolon-dipanggil-dpp-pdi-p-siang-ini-buntut-sebut-prabowo-cocok