Salin Artikel

Peluncuran Satelit Satria-1 Dini Hari Waktu Indonesia, Disiarkan Lewat YouTube Kominfo

JAKARTA, KOMPAS.com - Satelit Republik Indonesia-1 (Satria-1) akan diluncurkan pada Senin (19/6/2023) dini hari besok.

Pelaksana Tugas Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Mahfud MD, menyatakan proses peluncuran itu bisa disaksikan melalui YouTube.

"Peluncuran bagi yang ingin menyaksikan dari Indonesia dapat disaksikan secara langsung melalui kanal YouTube Kementerian Kominfo pada tanggal 19 Juni tahun 2023," kata Mahfud dalam keterangan pers di kantor Kominfo, Jakarta, Selasa (13/6/2023).

Peluncuran akan dilakukan di landasan peluncuran milik Angkatan Antariksa Amerika Serikat (US Space Force) di Tanjung Canaveral, Florida, pada Minggu (18/6/2023) pukul 18.04 waktu setempat, atau pada Senin pukul 05.04 WIB.

Penanggung jawab peluncuran satelit multifungsi itu adalah perusahaan milik Elon Musk, SpaceX. Menurut laporan, roket peluncur yang mengangkut satelit Satria-1 sudah dibawa ke landasan.

Plt Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo Arief Tri Hardiyanto mengatakan, diharapkan cuaca di lokasi cerah saat peluncuran.

Sebab, cuaca di Tanjung Canaveral kerap berawan disertai hujan dan angin pada pagi hari, dan siang hingga malam cerah berawan.

Satelit Satria-1 diharapkan diharapkan bisa melayani jaringan-jaringan komunikasi dan internet di wilayah terpencil yang belum terjangkau jaringan kabel serat optik.

Satelit Satria-1 dirakit oleh perusahaan Prancis, Thales Alenia Space, sejak September 2020 hingga Mei 2023.

Mulanya satelit itu bakal diangkut ke AS untuk diluncurkan menggunakan satu-satunya pesawat kargo terbesar di dunia, Antonov An-225 Mriya. Namun, rencana itu batal karena burung besi tersebut hancur dalam peperangan antara Ukraina dan Rusia.

Alhasil satelit itu diangkut menggunakan kapal laut selama 17 hari dari Pelabuhan Cannes, Prancis, ke AS.

Satelit Satria-1 akan diluncurkan menuju slot orbit 146 derajat Bujur Timur menggunakan roket Falcon 9 buatan SpaceX.

Satria-1 yang mengusung teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS) ini disebut-sebut sebagai satelit dengan kapasitas terbesar di Asia. Satelit itu merupakan bagian dari proyek strategis nasional.

Pengadaan satelit itu menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Bakti Kominfo selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) menetapkan Konsorsium PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) sebagai pemenang lelang pada 26 April 2019.

Konsorsium PSN mendirikan Badan Usaha Pelaksana (BUP) dengan nama PT Satelit Nusantara Tiga (SNT).

Menurut studi BAKTI Kominfo pada 2023, satelit Satria-1 diperkirakan mampu melayani kapasitas kecepatan hingga 150 Gbps, dan menghadirkan layanan internet di 50.000 titik fasilitas publik.

Kecepatan internet di setiap titik layanan publik itu diperkirakan bisa mencapai 4 Mbps.

https://nasional.kompas.com/read/2023/06/18/11445481/peluncuran-satelit-satria-1-dini-hari-waktu-indonesia-disiarkan-lewat

Terkini Lainnya

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke