Oleh karenanya, Dedi mengingatkan jajarannya perlu melakukan persiapan dengan meningkatkan kompetensi masing-masing.
“Saat ini kita berada di tahun politik, menjelang pemilihan umum legislatif serentak dan pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2024. Tentunya, hal ini akan membuat pelaksanaan tugas Polri ke depan semakin berat dan kompleks, sehingga perlu persiapan dengan meningkatkan kompetensi personel Polri secara berkala yang dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas,” kata Dedi dalam keterangannya, Kamis (15/6/2023).
Hal ini disampaikan Dedi dalam acara Peningkatan Kemampuan Kompetensi Pemimpin Polri pada tingkat menengah atau Perwira Menengah (Pamen) Tahun Anggaran 2023 di Hotel Kartika Chandra, Jalan Gatot Subroto, Semanggi, Jakarta, Selasa (13/6/2023).
Di kegiatan itu, Mantan Kepala Divisi Humas Polri itu juga mengingatkan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta agar birokrasi di pemerintahan tidak berbelit-belit.
“Sesuai arahan Bapak Presiden Republik Indonesia, birokrasi di pemerintahan tidak boleh lagi berbelit-belit dengan tumpukan kertas. Presiden Jokowi terus mendorong birokrasi agar berdampak, tidak berbelit-belit, lincah, dan cepat. Kementerian Menpan-RB telah melakukan pemangkasan klasifikasi jabatan, penyederhanaan birokrasi regulasi, serta penilaian reformasi birokrasi,” ujar Dedi.
Menurutnya, Polri saat ini juga sedang mengoptimalkan digitalisasi data yang terintegrasi untuk mempermudah kinerja dan mengoptimalkan birokrasi.
Dedi kemudian menerangkan bahwa SSDM Polri berperan penting dalam kompetensi personel Polri. Jika SDM-nya semakin kompeten, diyakini itu akan berdampak pada kemajuan organisasi.
“Oleh karena itu, kualitas SDM personel menjadi aspek penting dalam menentukan keberhasilan organisasi. Sehingga perlu senantiasa ditingkatkan baik dari aspek, teknis dan maupun kompetensi manajerial calon pemimpin Polri,” kata Dedi.
Oleh karenanya, SSDM Polri melaksanakan kegiatan peningkatan kemampuan kompetensi pemimpin Polri pada tingkat menengah sebagai upaya organisasi untuk menyiapkan personel Polri yang berkompetensi dan meningkatkan perfomance kerja.
Menurut Dedi, pimpinan Polri level menengah merupakan posisi yang unik karena memiliki dua peran.
Peran pertama sebagai atasan sekaligus sebagai bawahan yang bertanggung jawab kepada pimpinan. Kedua, bertanggung jawab untuk memimpin anggotanya.
“Pada level ini bukan hanya kemampuan teknis yang harus dimiliki, namun juga kemampuan manajerial porsinya semakin besar sesuai tugas dan wewenang jabatannya,” ujar Dedi.
Terakhir, Dedi menyebut SSDM Polri akan menggunakan metode Assessment Center sebagai upaya mengidentifikasi kompetensi manajerial personel Polri. Dalam hal ini, pemimpin Polri pada level menengah.
Nantinya, hasil asesmesmen dapat menjadi dasar pertimbangan SSDM Polri dalam pembinaan karier pamen tersebut.
“Assessment Center dapat menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan dalam pembinaan karier,” kata mantan Kepala Divisi Humas itu.
https://nasional.kompas.com/read/2023/06/15/15413881/polri-ingatkan-jajaran-tantangan-jelang-pemilu-2024-akan-semakin-kompleks