Salin Artikel

Warga Gang Mayong Cerita Keengganan Pindah Rumah meski Sering Terjadi Tawuran

Meski demikian, tak membuat salah satu warga RW 05 Kelurahan Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur Jaun (50), enggan pindah rumah. Ada sejumlah pertimbangan yang membuatnya tetap memilih tinggal di sana.

"Enggak ada keinginan untuk pindah rumah karena sudah biasa sama tawuran. Rumah saya juga aman-aman aja karena lokasinya di dalam gang," tutur dia, Kamis (8/6/2023).

Jaun menuturkan, tawuran biasanya terjadi di Gang Mayong saja, tidak sampai masuk ke dalam gang-gang.

Akan tetapi, dia mengatakan, ada satu waktu ketika aksi tawuran hingga masuk ke dalam gang. Kala itu, rumahnya hampir dibobol orang.

"Pernah ada yang iseng ngebobol gembok pagar pas tawuran, tapi enggak bisa. Kalau nekat ya bakal saya serang balik," tegas Jaun.

Pertimbangan lain yang membuatnya enggan pindah dari kawasan tersebut karena lokasinya yang strategis, di kawasan ibu kota. Sebab, dari lokasi tersebut, warga memiliki akses yang mudah untuk berpergian. 

"Ke mana-mana dekat, misalnya ke Pasar Gembrong dan Pasar Enjo. Ke mal juga dekat, dan ada banyak pilihan," jelas Jaun.

Juan menambahkan, rumahnya dikelilingi oleh empat sekolah dasar. Selain itu, jarak dari rumahnya menuju rumah sakit, Polsek Jatinegara, dan Polres Metro Jakarta Timur, juga dinilai dekat.

"Saya kerja di sekitaran sini juga, jadi mau pindah rumah ke mana lagi? Semuanya enak pokoknya. Jadi ya itu, pertimbangan enggak mau pindah dari sini," turur dia.

Sebagai informasi, sebagian besar orang lebih mengenal Jalan Bekasi Timur IV sebagai Gang Mayong. Mayong sebenarnya adalah nama salah satu gang di RW 07, dekat Jalan Bekasi Timur IV.

Lantaran sering terjadi tawuran antar warga di jalanan itu, maka kawasan tersebut sering dilabeli Gang Mayong.

Tawuran terbaru terjadi pada 20-21 Mei. Diketahui tawuran pertama terjadi pada Sabtu sekitar pukul 15.45 WIB. Saat itu, pemuda RW 07 disebut menyerang pemuda RW 08.

Dua orang mengalami luka serius akibat disabet senjata tajam sehingga harus dirawat intensif di Rumah Sakit Persahabatan.

Kemudian, tawuran berlanjut pada Minggu pukul 16.00 WIB. Aksi tersebut menyebabkan terbakarnya kendaraan roda dua dan sangkar burung.

Jaun mengungkapkan, sebenarnya tawuran yang melibatkan banyak warga di wilayahnya baru terjadi sekitar 2020. Sebelumnya, yang biasa terjadi hanyalah pertikaian orang per orangan saja.

"Mulai 2020-an ada tawuran, yang ikut-ikutan kisaran usia SMP dan SMA. Biasanya karena saling ejek. Dari awal tawuran sudah ada yang bawa senjata tajam," ucap dia.

Dia menambahkan, sebelum itu, tawuran hanya terjadi setiap beberapa minggu sekali saja. Namun, sejak Covid-19 aksi tawuran jadi lebih sering.

Menurut Jaun, ada kemungkinan karena jumlah penduduk setempat semakin bertambah, sehingga gesekan sering terjadi.

"Pas Covid-19 juga pada sekolah di rumah, jadi punya banyak waktu luang. Mungkin karena pada bosan dan jadi ikut-ikutan tawuran," ujar dia.

https://nasional.kompas.com/read/2023/06/11/08333291/warga-gang-mayong-cerita-keengganan-pindah-rumah-meski-sering-terjadi

Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke