Salin Artikel

Survei Indikator: Erick Thohir Ungguli Bursa Cawapres setelah Timnas Indonesia Juara SEA Games

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei terkini Indikator Politik Indonesia menempatkan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) dengan elektabilitas tertinggi pada hasil simulasi 22 dan 18 nama.

Nama Erick selama ini cukup kuat dalam bursa kursi nomor 2 RI. Sebelumnya, hasil survei Indikator yang dihimpun 8-13 April lalu, Erick berhasil merangsek ke posisi 3 besar dengan elektabilitas cawapres 11,8 persen.

Indikator menilai ada korelasi antara melonjaknya elektabilitas Erick dengan jabatan Ketua Umum PSSI yang ia emban sejak Februari 2023, dengan capaian elektabilitas Erick yang menempati urusan teratas sekarang.

"Efek bola ini cukup menjelaskan mengapa elektabilitas Erick Thohir sebagai cawapres meningkat tajam," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dalam rilis hasil surveinya, Minggu (3/6/2023).

Kepemimpinan Erick di PSSI memang belum menuntaskan penyelesaian Tragedi Kanjuruhan. Namun, pada bulan lalu, timnas sepakbola Indonesia U-22 berhasil meraih medali emas SEA Games 2023.

"Sebagian besar, yakni 77,2 persen, setuju bahwa Ketua Umum PSSI Erick Thohir berperan besar di balik keberhasilan timnas Indonesia menjadi juara SEA Games," kata dia.

Burhanuddin menjelaskan, sebanyak 67,8 persen responden mengetahui posisi Erick sebagai orang nomor 1 di PSSI.

Sebanyak 77 persen di antaranya mengaku sangat puas dan cukup puas dengan performanya di PSSI. Sebanyak 23 persen dari responden yang merasa puas itu mau memilih Erick Thohir sebagai cawapres.

Angka 23 persen itu tergolong besar sebab nama-nama nama-nama bakal cawapres lain tidak memperoleh angka sebesar itu.

Dalam simulasi 18 nama, tingkat keterpilihan keterpilihan Erick 15,5 persen, bersaing ketat dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 15,4 persen.

Di urutan berikutnya ada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno 12 persen, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD 11,8 persen, serta Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 7,4 persen.

Sementara itu, dalam simulasi 22 nama, keterpilihan Erick setara dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 14,8 persen.

Di urutan berikutnya, Mahfud ada di posisi 3 dengan elektabilitas 13,4 persen, Sandiaga di posisi 4 dengan elektabilitas 13,1 persen, dan AHY di urutan kelima dengan elektabilitas 5,6 persen.

Di sisi lain, sebanyak 77,2 persen responden juga mengakui peran Erick dalam raihan medali emas itu. Sebanyak 17,8 persen di antaranya ingin memilih Erick sebagai cawapres.

"Tentu (lonjakan elektabilitas Erick) tidak semata-mata bola. Beliau kan multitasking sebagai Menteri BUMN, pernah menjadi Ketua Asian Games dan lain-lain. Tetapi dari data yang tersedia sekarang, penjelasannya ya bola," kata Burhanuddin.

Hingga saat ini, Erick bukan kader partai politik mana pun, namun belakangan cukup dekat dengan Partai Amanat Nasional (PAN).

Ia juga banyak terlibat dalam beberapa helatan akbar Nahdlatul Ulama sejak resmi dilantik jadi anggota kehormatan Banser pada 2021 silam.

Survei terkini Indikator dilaksanakan pada 26-30 Mei 2023 itu.

Dalam simulasi 18 nama, tingkat keterpilihan keterpilihan Erick 15,5 persen. Dalam simulasi 22 nama, keterpilihan Erick setara dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 14,8 persen.

Survei nasional Indikator Politik Indonesia ini melibatkan 1.230 responden dari seluruh Indonesia.

Responden dipilih dengan metode random digit dialing (RDD) dengan wawancara dilakukan via telepon.

Margin of error survei ini sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

https://nasional.kompas.com/read/2023/06/04/19231861/survei-indikator-erick-thohir-ungguli-bursa-cawapres-setelah-timnas

Terkini Lainnya

KNKT Investigasi Penyebab Rem Blong Bus Rombongan SMK Lingga Kencana

KNKT Investigasi Penyebab Rem Blong Bus Rombongan SMK Lingga Kencana

Nasional
KPK Panggil Lagi Windy Idol Jadi Saksi TPPU Sekretaris Nonaktif MA

KPK Panggil Lagi Windy Idol Jadi Saksi TPPU Sekretaris Nonaktif MA

Nasional
KPK Panggil Penyanyi Dangdut Nabila Nayunda Jadi Saksi TPPU SYL

KPK Panggil Penyanyi Dangdut Nabila Nayunda Jadi Saksi TPPU SYL

Nasional
Pakar: Jika Revisi UU Kementerian Negara atau Perppu Dilakukan Sekarang, Tunjukkan Prabowo-Gibran Semacam Periode Ke-3 Jokowi

Pakar: Jika Revisi UU Kementerian Negara atau Perppu Dilakukan Sekarang, Tunjukkan Prabowo-Gibran Semacam Periode Ke-3 Jokowi

Nasional
21 Persen Jemaah Haji Indonesia Berusia 65 Tahun ke Atas, Kemenag Siapkan Pendamping Khusus

21 Persen Jemaah Haji Indonesia Berusia 65 Tahun ke Atas, Kemenag Siapkan Pendamping Khusus

Nasional
Jokowi Sebut Impor Beras Tak Sampai 5 Persen dari Kebutuhan

Jokowi Sebut Impor Beras Tak Sampai 5 Persen dari Kebutuhan

Nasional
Megawati Cermati 'Presidential Club' yang Digagas Prabowo

Megawati Cermati "Presidential Club" yang Digagas Prabowo

Nasional
Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

Nasional
Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

Nasional
Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Nasional
Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Nasional
Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Nasional
Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Nasional
Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Nasional
Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke