MANADO, KOMPAS.com - Ketua DPD PDI-P Sulawesi Utara Olly Dondokambey menyatakan, bahwa banyak partai politik yang tertarik mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) pada Pemilu 2024.
Dia mengatakan, partai-partai tersebut tertarik mendukung Ganjar agar mendapatkan kursi di daerah pemilihannya, khususnya di Sulawesi Utara.
"Oh iya, (parpol) tertarik (usung Ganjar) bergabung dengan PDI Perjuangan. Supaya dapat kursi," kata Olly ditemui di sela-sela kunjungan Ganjar Pranowo di Sulawesi Utara, Kamis (18/5/2023).
Dia mengatakan, partai-partai tersebut intens melakukan komunikasi dengan PDI-P. Tapi, Olly tak bisa memastikan apakah komunikasi itu berbuah pada kerja sama politik karena mereka menunggu arahan dari dewan pimpinan pusat (DPP) partai masing-masing.
"Partai politik semua mau berkomunikasi, tapi kan mereka menunggu petunjuk dari dewan pimpinan pusat," tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa sejauh ini PDI-P sudah membangun kerja sama politik dengan PPP dan Partai Hanura dalam mengusung Ganjar sebagai calon presiden.
Terkait PPP, disebutkan bahwa PDI-P sudah membangun kerja sama itu sejak lama di Sulawesi Utara.
"Kalau dengan PPP kita dari dulu, bukan sekarang saja kerja samanya. Kita bupati di Bolmut (Bolaang Mongondow Utara) itu, PPP sama PDI-P berpasangan," kata Gubernur Sulawesi Utara ini.
Sementara itu, dia mengeklaim bahwa suara Ganjar merata untuk keterpilihan sebagai bakal capres di Sulut.
"Di Sulawesi Utara merata, merata semua, suara Pak Ganjar merata," kata Olly.
Dia menambahkan suara Ganjar mulai merata setelah diumumkan sebagai bakal capres oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Sebelumnya, suara Ganjar belum terlalu menonjol.
"Memang awal-awal suara di sini, belum, tetapi setelah ditetapkan Pak Ganjar menjadi calon presiden, langsung, srek, merata di seluruh wilayah," ujar dia.
Gubernur Sulawesi Utara ini menyebutkan bahwa angka keterpilihan Ganjar di Sulut mencapai 68 persen.
Hal itu berdasarkan survei internal yang dilakukan PDI-P. Ia yakin, persentase itu terus mengalami kenaikan bahkan mencapai target suara 70 persen.
"Kalau Pak Jokowi kemarin bisa 85 persen, yang periode keduanya. Saya kira akan sama dengan perolehan suara Pak Jokowi di tahun periode kedua," kata Bendahara Umum PDI-P ini.
Pada Pemilu 2019, Jokowi yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin meraup 1.220.524 suara. Sedangkan Prabowo yang berpasangan dengan Sandiaga Uno mendapatkan 359.685 suara.
Selisih keduanya pun sebesar 860.839. Adapun jumlah suara sah di antaranya 1.580.209, sedangkan dan suara tidak sah sebesar 14.096.
Sedangkan pada Pemilu 2014, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla berhasil meraup 724.553 suara atau 53,88 persen. Sedangkan Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa meraih 620.095 suara atau 46,12 persen.
https://nasional.kompas.com/read/2023/05/19/16320071/ketua-dpd-pdi-p-sulut-sebut-banyak-parpol-tertarik-usung-ganjar-jadi-capres