Salin Artikel

Manuver Golkar Dekati Parpol Lain dan Upaya Melepaskan Diri dari "Kuasa" PDI-P

JAKARTA, KOMPAS.com - Manuver Partai Golkar yang mendekati sejumlah partai politik di luar Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dinilai sebagai wujud upaya mereka untuk bisa melepaskan diri dari kekuasaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Upaya itu dilakukan oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang menggelar silaturahmi dengan sejumlah tokoh politik sejak masa Idul Fitri atau Lebaran 2023 lalu.

"Partai Golkar terlihat tidak nyaman terus menerus di bawah kekuasaan PDI Perjuangan. Secara historis kan memang mereka lebih sering berhadap-hadapan," kata peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro, dalam keterangannya pada Rabu (3/5/2023).

Airlangga dan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) sempat 2 kali bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo.

Pertemuan ketiganya terjadi di rumah pribadi Ical di Jalan Ki Mangunsarkoro Nomor 42, Menteng, Jakarta Pusat, pada 23 April 2023 dan 1 Mei 2023 lalu.

Airlangga juga bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Nasdem Tower di kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, pada 25 Maret 2023.

Selain itu, Airlangga juga bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan ayahnya yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (29/4/2023) lalu.

Bawono mengatakan pertemuan Airlangga dengan petinggi Gerindra, Nasdem, hingga Demokrat memperlihatkan Golkar mencoba mencari peluang buat memberikan dukungan politik menjelang bursa pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Apalagi setelah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang menjadi mitra Golkar di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) memutuskan mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal capres dari PDI-P.

Sementara itu Partai Amanat Nasional (PAN) justru ingin mendorong supaya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berkontestasi dalam Pilpres 2024, minimal sebagai cawapres.

"Secara gen politik, Golkar lebih nyaman dengan NasDem atau Gerindra. Bagi Partai Golkar memang lebih terasa klop bila dalam satu barisan koalisi dengan Partai Nasdem atau dengan Partai Gerindra ketimbang dalam barisan koalisi dengan PDI Perjungan," ujar Bawono.

Penyebabnya menurut Bawono adalah Prabowo dan Surya Paloh merupakan mantan kader Partai Golkar.

Maka dari itu ketiga partai itu dinilai memiliki kesamaan cara pandang dalam berpolitik.

Di sisi lain, elektabilitas Airlangga sebagai tokoh politik dinilai kurang mumpuni buat mengerek tokoh yang diusung menjadi bakal capres.

Selain itu, struktur Partai Golkar yang kuat hingga tingkat desa juga diperlukan buat menopang stabilitas pemerintahan di masa mendatang.

https://nasional.kompas.com/read/2023/05/03/17305011/manuver-golkar-dekati-parpol-lain-dan-upaya-melepaskan-diri-dari-kuasa-pdi-p

Terkini Lainnya

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke