Salin Artikel

Waspada! Corona Mengintai Selepas Lebaran 2023

Alasannya sederhana (dan tetap berlaku hingga sekarang), yakni belum ada data di Indonesia merujuk standar global, yang menunjukkan parameter situasi sebuah endemi.

Lebih sederhana lagi, belum ada data menunjukkan bahwa virus Corona telah melemah menjadi flu biasa.

Penulis kian meyakini kewaspadaan tersebut karena statistik kasus Covid-19 beberapa saat sebelum libur Lebaran 2023, tepatnya sejak 19 April 2023, justru terus meningkat.

Jika sebelum April rata-rata penambahan kasus baru 200-300 kasus per hari dipicu varian di bawah Omicron, maka April melonjak hingga 900 kasus. Kasus aktif rata-rata sebelum April biasanya di bawah 100 kasus, naik pada April ini rata-rata 600 kasus!

Dilansir dari laman covid19.go.id, bertambah 1.167 orang terkonfirmasi Covid-19 pada Selasa (25/4/2023). Sehingga, total akumulatifnya ada 6.765.727 orang terkonfirmasi positif terinfeksi Covid-19. Terdapat penambahan kasus sembuh sebanyak 841 orang.

Jadi, total akumulatif ada 6.593.639 pasien dinyatakan negatif Covid-19 hingga kini di Indonesia.

Sementara itu, angka kasus meninggal dunia bertambah 8 orang. Total akumulatifnya ada 161.190 orang meninggal dunia akibat Covid-19.

Ini mengingatkan kita pada medio Oktober 2022. Sejak Selasa (25/10/2022), empat hari berturut-turut kasus harian Covid-19 kembali naik dengan kisaran kasus aktif 3.000 kasus per hari.

Kenaikan saat itu dilaporkan tepat usai pemerintah empat hari sebelumnya mengumumkan Indonesia 'kemasukan' Omicron XBB.

Selain itu, sejak akhir Juni 2022 sampai dengan 17 Oktober 2022, case fatality rate (CFR/tingkat kematian) masih di bawah 1 persen namun naik jadi 1,25 persen.

Pascamudik Lebaran, mengikuti perkembangan data harian Covid 19 yang dipublikasi pada laman covid19.go.id mengindikasikan kemungkinan gelombang baru Covid 19 di Indonesia.

Penulis mengamati bahwa dalam 9 hari terakhir terjadi peningkatan jumlah penderita yang terinfeksi aktif Covid 19. Pada perkembangan per 29 April, terdapat 1250 penderita yang terinfeksi aktif Covid 19 dengan total 13.099 orang yang terinfeksi aktif Covid 19.

Angka ini memang masih jauh dibandingkan dengan kondisi Indonesia saat di puncak pandemi Covid 19 yang pernah dialami.

Namun demikian, mengapa kita mesti waspada dengan kemungkinan munculnya gelombang baru Covid 19?

Rough estimation memberikan perkiraan reproduction number di hampir seminggu terakhir yang konsisten di atas satu. Bahkan pernah melewati 1,5 dan nampaknya cenderung melewati angka 2!

Apa artinya? Merujuk pada tulisan kami sebelumnya “Lyapunov Stability Analysis of Covid 19 SIR Modeling” yang dipublikasi dalam International Journal on Electrical Engineering and Informatics - Volume 13, Number 1, March 2021, jika reproduction number di atas satu, maka titik kesetimbangan bebas penyakit tidak stabil, artinya penyebaran virus akan terus berlanjut, dan sangat mungkin kita akan memasuki babak baru gelombang Covid 19, na’udzubillahi min dzalik.

Nah, maka itu, yang patut diwaspadai dari prolog tulisan ini adalah ketika ukuran endemi global belum ada, lalu jelang liburan Lebaran 2023 Corona lincah bergerak kembali, faktanya ada lebih dari 120 juta masyarakat Indonesia yang mudik setelah tiga tahun vakum.

Dengan masa inkubasi virus 14 hari, maka semua pihak harus waspada dan memperhatikan apa-apa yang akan terjadi dalam 1-2 minggu ini.

Data dan pantauan terkait kesehatan akan jadi salah satu isu yang layak dipelototi bersama sebelum terjadi hal tak diinginkan.

Apakah mau kita bersama, masyarakat Indonesia, kembali tak leluasa sekolah/bekerja/usaha hingga datang ke kondangan tanpa rasa khawatir?

Siapkah kita jika lonjakan kasus terus meroket, hingga berbagai singkatan pembatasan (PPSB, PPKM, dst) Kembali mengkarangkeng kita?

Antisipasi kasus

Apa yang harus kita lakukan bersama agar pandemi Corona tak melonjak dan kembali menyulitkan kita semuanya?

Pertama, tidak ada yang lain selain kembai aktifkan dan perketat protokol kesehatan. Kewaspadaan kita dengan memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumuman, mengurangi mobilitas, dan menjaga jarak (5M), harus tetap dilakukan.

Kewaspadaan terhadap Covid-19 jangan pernah kendur. Kita tidak boleh abai terhadap protokol kesehatan sekalipun saat ini kondisi pagebluk tetap lebih baik dari sebelumnya.

Jadi, inilah cara kita dengan jalan termudah dalam memprioritaskan kesehatan pada kehidupan sehari-hari. 5M harus terus menjadi bagian dari diri kita sendiri.

Terkhusus lansia/komorbid dan golongan berisiko lainnya, maka sudah seharusnya tidak melakukan aktivitas yang sama berisikonya.

Semisal memaksakan diri mudik atau bersilaturahmi ke banyak tempat secara intensif ketika kondisi badan sedang tidak fit.

Sewajarnyalah kita sebagai individu sadar bahwa kesehatan tetap menjadi prioritas di saat semakin longgar/hilangnya pembatasan-pembatasan.

Kita sadar betul bahwa pemulihan kegiatan harus dilakukan di semua sektor kehidupan, baik dalam hal pendidikan, kegiatan perkantoran, kegiatan budaya dan kemasyarakatan, kegiatan ekonomi, dan lain sebagainya. Namun, masyarakat harus peka dan tetap mau menjalankan protokol kesehatan.

Hal ini terkhusus pada yang sedang terpapar, agar menjaga dirinya tidak menjadi sebab penularan Covid 19 ke handai taulan maupun masyarakat sekitar.

Walaupun tidak ada pemantauan lagi dari pemerintah untuk bermasker dan menjaga diri, hendaknya menyadari bahwa virus Covid 19 yang sedang ia derita, baik tanpa gejala (OTG) maupun dengan gejala ringan ataupun berat, adalah masih benar-benar virus Covid 19 yang berpotensi membahayakan jiwa bagi beberapa golongan masyarakat.

Sebagian besar masyarakat nampaknya sudah tidak lagi merasa perlu melakukan tes antigen ataupun PCR, dan lebih menganggap gejalanya sebagai penyakit biasa (flu atau batuk atau pilek atau diare atau demam, misalnya).

Secara umum, bagi mereka yang sakit dengan gejala-gejala yang memiliki kesamaan dengan Covid 19, sangat dianjurkan untuk segera Isoman (isolasi mandiri), dan atau minimal sekali menjalankan prokes dengan ketat untuk sedapat mungkin mencegah agar handai taulan dan masyarakat sekitar tidak tertular.

Kedua, pemerintah, terutama dalam hal ini Kemenkes hingga faskes 1 dan faskes 2 dan semua yang terkait harus waspada dan siaga mengamati terus perkembangan data Covid 19 ini, apakah gejala kenaikan reproduction number ini sementara saja atau merupakan tren yang menguat.

Kemudian bagaimana pula dengan hospitalizations maupun angka kematian, apakah ada tren peningkatan atau tidak dalam beberapa minggu ke depan.

Untuk itu, para penderita yang terpapar sangat diharapkan melakukan tes, dan bagi yang positif segera melaporkan dan berkoordinasi dengan puskesmas setempat.

Hal ini diharapkan juga akan membantu Kemenkes hingga faskes 1 dan faskes 2 untuk merencanakan dan mengantisipasi perkembangan Covid 19 pascamudik Lebaran ini dengan lebih baik dan lebih optimal.

Di Indonesia peran pemerintah dalam mendorong vaksinasi terhadap infeksi Covid-19 besar sekali, maka itu kita harus berjuang bersama.

Sejalan hal itu, fasilitas kesehatan harus selalu dalam posisi lebih siap, karena kita tengah menghadapi berbagai permasalahan Kesehatan di luar Corona. Upaya pemerintah berkaitan dengan infrastruktur medis, termasuk tenaga kesehatan harus optimal di seluruh daerah.

Hemat penulis, bila pemerintah dan masyarakat bahu membahu menjalankan langkah-langkah tersebut, maka tentu sangat bisa menekan merebaknya lagi pandemi.

Akhir kata, kita tetap tenang dengan varian apapun ke depan. Selama saat ini dan seterusnya kita bersama-sama taat prokes dan saling peduli kesehatan komunal, agar alarm pandemi tak terus berdenyut, tapi justru terus-menerus pudar dan akhirnya tak lagi terdengar. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

https://nasional.kompas.com/read/2023/05/01/06230131/waspada-corona-mengintai-selepas-lebaran-2023

Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke