Salin Artikel

Melihat Pendekatan dan Langkah Politik Setelah Ganjar Resmi Diusung Jadi Capres

Sejumlah partai politik (parpol) dan pimpinannya mulai bergerak. Silaturahmi dibangun karena bertepatan pula dengan perayaan Idul Fitri 1444 Hijriah yang ditetapkan pemerintah jatuh pada Sabtu (22/4/2023) dan Minggu (23/4/2023).

Salah satu yang paling mencuri perhatian publik adalah pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Solo, Jawa Tengah, Sabtu siang.

Pasalnya, Jokowi selama ini juga kerap menunjukkan dukungannya pada Prabowo untuk menjadi capres. Bahkan, salah satu isu yang muncul adalah memasangkan Prabowo dengan Ganjar.

Terlebih lagi, Jokowi menilai mantan Danjen Kopassus itu sebagai salah satu figur yang cocok untuk menjadi cawapres Ganjar.

Namun, pasca-pertemuan dengan Jokowi, Prabowo justru memberikan sinyal keenganan menjadi yang kedua.

Prabowo menyatakan akan tetap maju sebagai capres sesuai mandat yang diberikan oleh Partai Gerindra. Ia juga meminta semua pihak tak berspekulasi lebih dulu saat ini.

“Partai mencalonkan saya sebagai capres. Partai saya agak kuat sekarang,” kata Prabowo.

“Beliau (Ganjar Pranowo) sudah dicalonkan capres. Kita lihat perkembangan dan dinamika. Jangan berandai-andai,” ujarnya lagi.

Selain Prabowo dan Gerindra, pencapresan Ganjar juga turut memantik pergerakan politik Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dihuni oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Langkah PPP dan Golkar yang berbeda

Golkar dan PPP nampak menunjukkan jalan yang berbeda. Partai beringin nampak menunjukkan kedekatan dengan Prabowo.

Terbukti, setelah menemui Jokowi di Solo, Prabowo mengunjungi kediaman Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie.

Kemudian, Prabowo menerima kunjungan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta.

Sementara itu, di Sabtu malam, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono melakukan pertemuan empat mata dengan Sandiaga Uno.

Pasca-pertemuan, Mardiono menyatakan bahwa Sandiaga cocok jika berpasangan dengan Ganjar pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Menurut saya sih cocok, karena waktu itu Pak Presiden juga sudah mengatakan cocok. Jadi, Ganjar dengan Pak Sandi cocok,” ujar Mardiono ditemui di kawasan Permata Hijau, Jakarta.

PPP kemudian juga menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Yogyakarta yang berlangsung Selasa (25/4/2023).

Dikonfirmasi, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy alias Rommy mengungkapkan setidaknya ada dua hal utama yang akan dibahas.

Pertama, wacana untuk bekerja sama dengan PDI-P untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Kedua, kemungkinan mengusung kader sebagai calon wakil presiden (cawapres).

Rommy menyampaikan sudah mulai menjalin komunikasi informal dengan sejumlah kader elit partai banteng.

“Belum secara resmi (berkomunikasi dengan PDI-P). (Tapi) saya sudah berkomunikasi (informal) dengan beberapa pimpinan PDI-P,” katanya.

Merespons dinamika politik yang terjadi, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan KIB bakal segera melakukan konsolidasi di Jakarta pada Kamis (27/4/2023).

Salah satu agendanya adalah mematangkan proses pengambilan keputusan soal penentuan capres dan cawapres koalisi tersebut.

Selain itu, konsolidasi juga akan membahas soal penjajakan pembentukan koalisi besar antara KIB dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang beranggotakan Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

“Agar dapat menambah basis sosial dan konstituen agar paslon yang akan diusung memiliki potensi besar untuk memenangi pilpres," kata Viva Yoga.

Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang atau OSO menilai Ganjar adalah sosok yang akan berpihak pada daerah. Ia menganggap dengan kepemimpinan Ganjar, Indonesia akan makmur karena kepentingan daerah diutamakan.

Namun, ia tak berharap akan diajak berkoalisi oleh PDI-P. Sebab, tanpa bantuan parpol lain, PDI-P bisa mengusung capres dan cawapresnya sendiri.

“Yang jelas kita, partai kita sudah mendukung. Artinya tanpa koalisi pun kita sudah menjadi satu dengan dia,” ujar OSO di kediamannya, Jakarta, Sabtu.

Merespons hal tersebut, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto angkat bicara. Ia mengaku bakal segera membangun komunikasi dengan Hanura.

“Setelah (Hanura) memberikan dukungan, kami juga komunikasi dengan pimpinan dari Hanura,” ujar Hasto di kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (24/4/2023).

Lebih lanjut, Hasto menyatakan sudah ada beberapa parpol yang akan menemui PDI-P untuk memberikan dukungan pada Ganjar. Tetapi, ia enggan membeberkan parpol tersebut.

Menurutnya, PDI-P mempertimbangkan aspek ideologis, historis, kesamaan platform dan tanggung jawab untuk masa depan.

“Bekerja sama dengan PDI-P itu enak. Kami memberi ruang bagi partai untuk melakukan komunikasi politik dan kemudian deklarasi,” kata Hasto.

https://nasional.kompas.com/read/2023/04/25/13395771/melihat-pendekatan-dan-langkah-politik-setelah-ganjar-resmi-diusung-jadi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke