KOMPAS.com - Terpilih sebagai lima besar dalam pemilihan Logo Ibu Kota Nusantara (IKN), desainer grafis sekaligus Co-Founder brand konsultan Work by W, Wildan Ilham, tawarkan identitas visual IKN yang modern dengan jati diri bangsa yang kuat.
Ide tersebut ia tuangkan lewat gagasan bertajuk “Sinergi yang Harmonis” sebagai jiwa peradaban baru Indonesia.
Untuk diketahui, brand kota dunia berbeda dengan destination branding dan city branding biasa. Kota dunia adalah kota yang menjadi titik penting dan berpengaruh dalam sistem perekonomian dunia.
Oleh karena itu, keberadaannya harus meyakinkan bisnis lokal, global, maupun ultra high-net worth individuals (UHNWI) bahwa ini adalah kota yang berorientasi pada masa depan dan tepat untuk menggerakan ekonomi global di waktu mendatang.
Wildan memvisualisasikan “Sinergi yang Harmonis” lewat desain Indonesia yang modern. Dengan desain yang diusungnya, Wildan ingin menunjukan Nusantara sebagai kota dunia yang berorientasi pada masa depan dengan tetap menjunjung tinggi jati diri bangsa.
“Indonesia dapat memutuskan IKN sebagai Ibu kota negara. Namun, untuk menjadi kota dunia, IKN harus mendapatkan pengakuan dari masyarakat internasional,” ujar Wildan dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (20/4/2023).
Lebih lanjut, Wildan menjelaskan bahwa pihaknya mempelajari brand kota dunia yang akan datang sudah lebih efektif menggunakan satu pesan (single message) untuk komunikasi dua arah.
Tujuannya, untuk menyatukan dukungan masyarakat lokal dan global agar terus mendukung keberadaan kota tersebut.
“Hal itu menjadi imperatif penting dan telah diimplementasikan pada brand kota dunia yang telah diperbarui (rebranding). Pasalnya, dukungan dan partisipasi masyarakat secara luring (offline) dan digital adalah salah satu kunci penggerak awal keberhasilan brand kota dunia,” jelas Wildan.
Ide sinergi harmonis
Wildan menambahkan, ide sinergi harmonis juga hadir untuk menjawab tantangan kehidupan masyarakat Indonesia hari ini yang seringkali mengalami konflik multi-level.
Menjadi gerakan untuk merestorasi api semangat persatuan sebagai identitas yang kuat, tidak hanya di Indonesia, tetapi menjadi jiwa peradaban baru yang ditawarkan Indonesia untuk dunia.
Hal itu sejalan dengan persepsi internasional yang positif kepada Indonesia sebagai Negara Mediator yang berada di Zamrud Khatulistiwa, berdaya secara digital, dan hidup dengan harmonis.
Selain perspektif internasional, Wildan juga mengkaji sejarah dan budaya prapenjajahan di Indonesia, aspirasi pendiri bangsa, dan tujuan besar keberadaan IKN dengan desain kota smart sustainable forest city.
Wildan pun menangkap visi dan aspirasi pendiri bangsa terhadap Indonesia yang modern dengan menganalisis proses revisi desain Garuda Pancasila yang dimodernisasi dari masa ke masa. Adapun visual Garuda Pancasila semakin meninggalkan bentuk artefak aslinya hingga menjadi desain Garuda Pancasila yang kita kenal saat ini.
Untuk menciptakan visual yang modern dan membawa semangat Indonesia-sentris, keseimbangan preservasi dan progresivitas budaya menjadi juga prioritas Wildan.
Ia menyatukan kebudayaan dari Sabang-Marauke bukan berdasarkan bentuk desain langsungnya, melainkan dengan menangkap kesamaan esensi sikap desain yang simetris, berpuncak, berpusat, dan memiliki pondasi yang kuat atau lebar.
Sikap desain tersebut kemudian diimplementasikan dalam identitas visual Nusantara yang dibuat Wildan.
“Mengingat pembangunan IKN yang akan memakan waktu lebih dari dua dekade, saya juga mempertimbangkan preferensi visual generasi mendatang,” kata Wildan.
Menurut Wildan, hal itu dilakukan untuk memastikan brand Kota Nusantara dapat bertahan hingga 2045 atau lebih. Di mana generasi mendatang, baik di Indonesia maupun luar negeri, harus dapat tetap bangga mengasosiasikan dirinya dengan brand Nusantara di masa itu.
Wildan menambahkan, identitas visual Nusantara dirancang untuk menjadi visual yang adaptif dan dapat terus dieksplorasi untuk berbagai keperluan Nusantara ke depannya. Salah satunya, dapat digunakan sebagai komunikasi fungsional (wayfindings) ataupun emosional (ajakan pergerakan).
Selain itu, imbuh Wildan, identitas harus dapat digunakan untuk kebutuhan kolateral formal pemerintahan, dikembangkan secara menarik untuk ekonomi masyarakat kekinian (merchandising), serta memiliki pengalaman digital dan cetak yang menarik selaras dengan desain fasilitas publik kota.
Berdasarkan penilaian kota dunia dari UN-Habitat 2020, saat ini belum ada kota di Indonesia yang berhasil menembus indeks kota dunia (Kategori A+). Adapun Jakarta masih masuk dalam kategori International Gateway (Kategori C).
Singapura adalah satu-satunya kota di Asia Tenggara yang berhasil masuk 10 besar di berbagai indeks kota dunia.
Wildan berharap, brand Nusantara sebagai ibu kota dapat menjadi kesempatan baru bagi Tanah Air untuk menembus indeks kota dunia. Diakui sebagai kota dunia yang strategis dalam menciptakan keseimbangan baru dan membawa semangat persatuan untuk perekonomian dunia karena sinergi yang harmonis ada di dalam DNA Nusantara.
"Ide yang saya usung dalam menghasilkan logo IKN adalah sinergi harmonis. Saya percaya, meskipun beragam, kebersamaan adalah kekuatan utama masyarakat Indonesia. Dalam logo ini, harapannya kita dapat merangkai kembali kekuatan nusantara masa lalu untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Ideologi, keluhuran budaya, dan semangat maju bersama di antara kita tergambar dalam logo ini," kata Wildan Ilham.
Untuk diketahui, karya desainer grafis asal Jakarta itu dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai salah satu dari lima identitas visual IKN yang dapat dipilih langsung oleh masyarakat.
Tahapan pemilihan untuk nominasi logo IKN bisa dilakukan melalui laman resmi https://ikn.go.id/pilihlogonusantara mulai Selasa (4/20/2023) hingga Sabtu (20/5/2023).
Selain itu, masyarakat yang berpartisipasi dalam pemungutan suara berkesempatan memenangkan hadiah doorprize berupa 10 motor listrik yang ditandatangani oleh Presiden Jokowi.
https://nasional.kompas.com/read/2023/04/20/13375391/menyelisik-filosofi-logo-ikn-rancangan-wildan-ilham-yang-berhasil-tembus