Dalam proses pencarian pilot Susi Air, TNI kerap menempuh upaya persuasif kepada KKB, seperti melakukan negosiasi melalui tokoh masyarakat setempat.
Namun, upaya tersebut tak kunjung membuahkan hasil, malah KKB sempat meminta senjata api sebagai syarat pelepasan pilot Susi Air.
Kini, TNI melakukan pencarian langsung terhadap pilot Susi Air yang disandera KKB itu.
TNI mengaku telah menemukan lokasi pilot Susi Air disandera. Nahas, dalam penyergapan tersebut, seorang prajurit TNI tewas hingga lima orang lainnya belum diketahui nasibnya.
Lokasi diketahui
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono memaparkan kronologi soal peristiwa prajurit Satuan Tugas (Satgas) Batalion Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna yang diserang KKB saat operasi pencarian pilot Susi Air, di mana mereka mendekati lokasinya.
Penyerangan tersebut terjadi di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023) sore WIT.
Julius mengatakan, peristiwa penyerangan itu terjadi ketika Satgas Yonif Raider 321 sedang mendekati posisi penyandera Philips.
“Dari Satgas (Yonif Raider 321) mencoba menyisir mendekati posisi dari para penyandera (KKB), kemudian ada serangan dari mereka (kelompok kriminal bersenjata),” kata Julius saat konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (16/4/2023).
Adapun prajurit yang tewas adalah Pratu Miftahul Arifin yang merupakan prajurit dari Kostrad.
Bambang mengatakan, Arifin gugur tertembak KKB saat sedang melakukan penyergapan.
"Tadi siang terakhir saya komunikasi dengan yang di lapangan, kepastian yang gugur itu satu orang. Itu Pratu Arifin," ujar Bambang saat ditemui di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Senin (17/4/2023).
Bambang mengungkapkan, terdapat empat prajurit yang sudah kembali ke posnya masing-masing setelah adanya penyerangan itu. Keempat prajurit ini kembali dalam keadaan sehat.
Sementara itu, masih ada lima prajurit lain yang belum kembali ke posnya. Bahkan, tidak diketahui kondisi mereka saat ini.
"Sampai siang tadi masih dilakukan pencarian. Tinggal lima yang terakhir," katanya.
Bambang belum bisa memastikan kondisi kelima prajurit yang belum kembali tersebut.
Hasa saja, yang terkonfirmasi meninggal sejauh ini baru satu prajurit, yakni Pratu Arifin.
Bambang lantas berharap lima prajurit ini akan segera kembali ke posnya.
"Kita belum bisa memastikan. Tetapi, kalau lihat kasus sebelumnya yang empat orang yang sudah kembali itu, kan kemarin dispekulasikan bahwa, 'ah mungkin yang empat sudah (gugur)'. Tapi ternyata tidak," kata Bambang.
Saat ini, Panglima tengah berada di Papua didampingi oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, dan Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak.
Keberangkatan Panglima ke Bumi Cendrawasih menyusul gugurnya Pratu Mifahul Arifin dalam operasi pencarian keberadaan pilot Susi Air.
"Nah itu nanti beliau kembali baru diputuskan, misalnya tambahan pasukan. Ya tambahannya berapa itu kan dilihat kebutuhan di lapangan. Ya itu ya," kata Bambang.
Meski demikian, Bambang membantah bahwa Panglima akan menggerakkan seluruh kekuatan TNI untuk membebaskan pilot tersebut. Menurutnya, penempatan personel akan menyesuaikan kebutuhan di lapangan.
"Bukan yang maksimal seperti itu, tidak. Sesuai kebutuhan di lapangan saja," ujarnya.
Termasuk, dalam hal ini, pengerahan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI dalam operasi pencarian ini.
"Atau kebutuhan, mungkin alutsista apa, helikopter atau segala macam, itu melihat kebutuhan," kata Bambang.
https://nasional.kompas.com/read/2023/04/18/08403181/kabar-terbaru-penyelamatan-pilot-susi-air-lokasi-diketahui-hingga-berujung-1