Hal ini disampaikan Ishfah merespons perwakilan tim bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan, Sudirman Said yang menyebut bahwa tokoh NU layak untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) Anies.
"(NU) Bukan organisasi politik. Jadi siapa pun, siapa pun dia, jangan kemudian menarik-narik NU ke ranah politik praktis," kata Ishfah saat dihubungi Kompas.com, Minggu (26/3/2023).
Ia mengingatkan bahwa NU didirikan untuk memberikan dan mewujudkan kemaslahatan umat, menjunjung tinggi martabat manusia serta kemanusiaan.
Ishfah menegaskan bahwa NU tidak didirikan untuk masuk ke dalam ranah politik praktis.
Apalagi, dengan menggandeng atau menarik tokoh NU masuk menjadi bagian politik praktis.
"Jangan kemudian mengharapkan warga NU itu akan berpihak kepada satu dua belah pihak hanya dengan menggandeng tokoh politik, hanya dengan menggandeng tokoh tokohnya," ujarnya.
Sebaliknya, Ishfah mengingatkan bahwa tokoh-tokoh politik hendaknya memiliki hubungan yang baik dengan warga maupun praktisi NU.
Sebab, menurutnya warga NU pasti selalu merekam jejak perjalanan kehidupan bangsa dan negara. Termasuk, apa saja yang dilakukan tokoh politik terhadap hidup berbangsa dan bernegara.
"Kalau selama ini memusuhi warga NU, ya warga NU pasti akan merekam itu, memori itu pasti ada," tambah Ishfah.
Namun, selain mempertimbangkan lima kriteria itu, Sudirman mengatakan bahwa pihaknya mesti mempertimbangkan beberapa hal lain.
"Walaupun basis massanya besar, tapi kalau punya beban urusan hukum itu ya pasti repot," kata Sudirman di Sekretariat Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (24/3/2023).
https://nasional.kompas.com/read/2023/03/26/15310781/tim-anies-nilai-tokoh-nu-layak-jadi-cawapres-pbnu-jangan-tarik-nu-ke-politik