JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Didik Mukrianto membantah, pidato yang disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Selasa (14/3/2023) lalu, dilakukan agar ia dipilih oleh Anies Baswedan.
Diketahui, Demokrat telah bergabung dengan bakal Koalisi Perubahan mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai calon presiden (capres). Adapun untuk sosok cawapres, hal itu diserahkan sepenuhnya kepada Anies.
Didik menyampaikan itu menanggapi pertanyaan awak media. Menurutnya, Demokrat telah menyerahkan pemilihan sosok cawapres kepada Anies.
"Korelasinya enggak di sana (show off). Di dalam koalisinya, kami Nasdem, Demokrat, PKS termasuk Anies capresnya sudah terang dan jelas bahwa Nasdem memberi ruang yang luas kepada capresnya Mas Anies untuk memilih wakilnya," kata Didik di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis (16/3/2023).
"Kami Demokrat dan PKS terbuka siapapun yang akan dipilih, termasuk Mas AHY," tambah dia.
Kendati demikian, Demokrat tetap berharap AHY masuk dalam kriteria cawapres Anies.
Menurut Didik, tak ada yang bisa melarang jika AHY memiliki ruang sesuai dengan kriteria cawapres Koalisi Perubahan.
"Yang terpenting adalah seperti yang dibilang Mas Anies, chemistry ketemu antara presiden, wakil presiden, cawapres," ungkapnya.
Anggota Komisi III DPR ini menambahkan, Demokrat terbuka kepada siapa pun tokoh yang nantinya dipilih oleh Anies sebagai cawapres.
Asalkan, lanjut Didik, sosok itu terpilih dengan parameter yang rasional.
Jika menggunakan parameter itu, menurut Didik, AHY lah sosok yang tepat menjadi cawapres Anies.
"Bisa dilihat secara kasat mata bisa diukur apakah Mas AHY layak atau tidak jadi cawapres Anies. Ukurannya bagi saya, menurut potret suara publik, banyak disurvei masyarakat, Mas AHY layak menjadi cawapres Mas Anies," pungkasnya.
Sekadar informasi, AHY menyampaikan pidato politiknya di hadapan ribuan kader di lapangan tenis indoor, Senayan, Jakarta, Selasa (14/3/2023).
Dalam pidatonya, AHY menyampaikan pandangannya mengenai posisi Demokrat terhadap sejumlah isu.
Mulai dari utang pemerintah yang terus melonjak hingga mengkritik program pemerintah terkait food estate.
Salah satu hal yang dibahas AHY dalam pidatonya adalah menyoal utang pemerintahan Joko Widodo.
AHY menyinggung utang pemerintah di era Presiden Joko Widodo yang naik tiga kali lipat dalam delapan tahun terakhir.
"Defisit anggaran coba ditutup dengan utang pemerintah. Dalam 8 tahun terakhir ini, kenaikan utang pemerintah mencapai 3 kali lipat," ujar AHY.
AHY menjabarkan data Kementerian Keuangan yang menyebut utang pemerintah mencapai Rp 7.733 triliun pada awal tahun 2023.
"Belum lagi utang BUMN yang semakin menggunung sebesar Rp 1.640 triliun," imbuh dia.
https://nasional.kompas.com/read/2023/03/17/11571531/demokrat-bantah-pidato-ahy-untuk-show-off-demi-dipilih-anies-sebagai